kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   15.000   1,02%
  • USD/IDR 15.835   20,00   0,13%
  • IDX 7.196   61,44   0,86%
  • KOMPAS100 1.106   12,55   1,15%
  • LQ45 877   9,19   1,06%
  • ISSI 220   3,21   1,48%
  • IDX30 449   5,23   1,18%
  • IDXHIDIV20 541   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,64   1,31%
  • IDXV30 135   1,63   1,22%
  • IDXQ30 149   1,31   0,89%

Stok minyak AS naik, harga minyak mentah ditutup menguat


Kamis, 11 Juni 2020 / 07:08 WIB
Stok minyak AS naik, harga minyak mentah ditutup menguat
ILUSTRASI. Stok minyak AS kembali naik


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Minyak rebound dari kerugian sebelumnya pada penutupan Rabu (10/6). Ini terjadi di saat data Energy Information Administration (EIA) yang menunjukkan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) naik ke rekor tertinggi dan menghidupkan kembali kekhawatiran banjir produksi karena permintaan yang lemah.

Kemarin, EIA melaporkan stok minyak mentah AS naik 5,7 juta barel dalam pekan yang berakhir 5 Juni menjadi 538,1 juta barel. Namun permintaan memang mengalami kenaikan, meskipun masih jauh di bawah level yang terjadi tahun lalu. 

Baca Juga: Harga minyak mentah turun lebih dari 1% karena persediaan minyak AS kembali naik

Sementara itu, persediaan sulingan juga lebih tinggi, tetapi kenaikannya lebih kecil dari pada minggu-minggu sebelumnya. "Kami melihat dukungan di pasar berasal dari produk dan bukan minyak mentah," kata Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates di Houston.

Mengutip Reuters, Rabu (10/6), harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman Agustus 2020 di ICE Futures naik 55 sen menjadi US$ 41,73 per barel. 

Sementara harga West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juli 2020 di Nymex naik 66 sen menjadi US$ 39,60 per barel. Pada sesi sebelumnya, harga WTI sudah turun 2%. 

Departemen Energi AS juga mengatakan, bahwa mereka telah membeli 126.000 barel minyak mentah untuk cadangan strategis AS. Paling tidak hal ini berhasil mendukung harga minyak sementara waktu. 

Sokongan harga juga muncul dari ekspor minyak Arab Saudi dan Rusia. Berkat penurunan harga minyak yang terjadi sebelumnya, kedua produsen minyak utama ini gencar meningkatkan ekspor. 

Alhasil, harga Brent sudah menguat lebih dari dua kali lipat sejak jatuh ke level terendah dalam 21 tahun di bawah US$ 16 pada bulan April lalu. Tetapi beberapa analis berpikir harga telah naik terlalu jauh padahal masih ada katalis dari pandemi virus corona yang akan memangkas permintaan.

Baca Juga: Harga emas hari ini naik tipis menanti pernyataan The Fed

"Faktor makro yang telah mendukung kompleks energi selama lebih dari sebulan dapat mereda secara signifikan karena kenaikan kuat dalam ekuitas mulai terlihat terlalu matang," Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois, mengatakan dalam sebuah laporan.

Angin segar bagi minyak juga masih datang dari OPEC, Rusia dan lainnya, yang bergabung dalam OPEC+, yang sepakat memangkas pasokan minyak sebesar 9,7 juta barel per hari (bph), sekitar 10% dari permintaan pra-pandemi hingga Juli. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×