Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah koreksi setelah laporan American Petroleum Institute menunjukkan persediaan minyak mentah dan bahan bakar di Amerika Serikat (AS) kembali naik. Hal ini menambah kekhawatiran terhadap peluang kelebihan pasokan di tengah permintaan bahan bakar yang menurun.
Rabu (10/6) pukul 08.30 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent kontrak pengiriman Agustus 2020 di ICE Futures turun 57 sen, atau 1,4%, menjad US$ 40,61 per barel. Padahal di perdagangan sesi sebelumnya, harga minyak Brent naik hampir 1%.
Setali tiga yang, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juli 2020 juga turun 68 sen, atau 1,8%, menjadi US$ 38,26 per barel. Di sesi sebelumnya, minyak WTI sudah naik sekitar 2%.
Baca Juga: Harga minyak mentah ditutup menguat, Brent naik 0,9% dan WTI melesat 2%
Kedua kontrak naik ke posisi tertinggi dalam tiga bulan pada hari Senin (8/6). Namun sejumlah analis melihat, pasar sudah naik terlalu jauh, terlalu cepat ketika pandemi virus corona menyapu seluruh dunia dengan infeksi baru kembali membukukan tertinggi harian.
"Kemerosotan di Brent kemungkinan besar masuk ke dalam kategori profit taking, setelah kenaikan tanpa data fundamental baru yang akan membenarkan perubahan dalam sentimen," kata Stephen Innes, Chief Global Markets Strategist AxiCorp.
Seperti diketahui, Selasa (9/6), American Petroleum Institute merilis persediaan minyak mentah AS naik 8,4 juta barel pada pekan yang berakhir 5 Juni. Sementara jajak pendapat Reuters dari para analis telah mengindikasikan adanya penurunan 1,7 juta barel.
Stok bahan bakar distilasi, termasuk bahan bakar diesel dan minyak pemanas, juga naik 4,3 juta barel, melampaui ekspektasi untuk kenaikan 3 juta barel.
Sementara, angka resmi dari pemerintah AS yang dirilis Energy Information Administration baru akan keluar hari ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News