kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Stimulus pemerintah bisa jadi kunci perbaikan kinerja Ramayana (RALS) ke depan


Senin, 12 Oktober 2020 / 20:19 WIB
Stimulus pemerintah bisa jadi kunci perbaikan kinerja Ramayana (RALS) ke depan
ILUSTRASI. Gerai Ramayana


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia terus mengupayakan daya beli masyarakat agar bisa kembali pulih di tengah situasi saat ini. Berbagai stimulus pun digelontorkan. Teranyar adalah pemberian gaji tambahan sebesar Rp 600.000 per bulan ke 15,7 juta pekerja selama empat bulan sejak September 2020.

PT Ramayana Lestari Tbk (RALS) sebagai salah satu pemain toko ritel disebut bisa mendapatkan sentimen positif dari kebijakan tersebut. Hal ini diungkapkan oleh analis RHB Sekuritas Vanessa Karmajaya. Menurutnya, daya beli masyarakat, khususnya kelompok low income bisa sedikit meningkat lewat stimulus tersebut.

Dengan RALS yang punya target market kelompok low end segmen, di mana segmen ini cukup sensitif terhadap masalah penurunan dan kenaikan daya beli. Selain itu, RALS juga cukup bergantung pada masa lebaran untuk penjualan mereka dan lebaran tahun ini tidak memberi dampak positif pada kinerja RALS.

Baca Juga: Intip rekomendasi saham RALS, APLN, dan UNVR untuk Jumat (9/10)

“Oleh sebab itu, subsidi dari pemerintah kali ini bisa mengakselerasi daya beli masyarakat kelompok low-end. Pada akhirnya diharapkan ini bisa jadi katalis positif untuk RALS ke depan,” ungkap Vanessa kepada Kontan.co.id, Senin (12/10).

Tapi, Vanessa menyebut katalis positif tersebut juga bergantung pada perkembangan kasus positif Covid-19 ke depan. Selama kasus positif belum berkurang, kecil kemungkinan daya beli masyarakat bisa membaik karena akan lebih memprioritaskan kebutuhan sehari-hari ketimbang keperluan diskresioner. 

Sementara analis Indo Premier Sekuritas Kevie Aditya dan Elbert Setiadharma dalam risetnya pada 26 Agustus 2020 menuliskan, stimulus tersebut memang menjadi katalis positif bagi RALS pada paruh kedua tahun ini. Namun, perbaikan outlook pada semester II-2020 disebut keduanya sudah cenderung price-in pada harga RALS saat ini.

“Terlepas dari kemungkinan perbaikan outlook pada paruh kedua, dalam tiga tahun terakhir nyatanya kinerja paruh kedua hanya memberi sumbangsih 39% dari seluruh pendapatan dan 13% dari laba bersih. Untuk saat ini, kami mempertahankan proyeksi penurunan 50% penjualan seiring dengan hilangnya momen “kembali ke sekolah” akibat masih berlangsungnya proses belajar online,” tulis Kevie dan Elbert.

Lebih lanjut, RALS disebut juga akan mengalami tekanan dari sisi GPM menyusul tingginya hari inventori pada akhir kuartal II-2020. Pada akhirnya, Kevie dan Albert memperkirakan RALS akan membukukan kerugian Rp 236 juta pada tahun ini dan mempertahankan proyeksi penurunan SSSG sebesar 50% pada tahun ini.

Untuk prospek RALS pada 2021, Vanessa menyebut secara umum RALS akan mengalami perbaikan kinerja. Terlebih, jika pemerintah tetap melanjutkan berbagai program stimulus pada tahun depan dan vaksin Covid-19 juga sudah mulai didistribusikan.

“Jika semua kondisi membaik seperti yang diharapkan, RALS tentu akan menjalani tahun depan lebih baik. Belum lagi, jika lebaran tahun depan tidak mengalami gangguan seperti tahun ini, tentu RALS yang cukup bergantung pada momen lebaran akan mendapat suntikan positif pada penjualan mereka,” tambah Vanessa.

Setali tiga uang, Kevie dan Elbert menilai tahun depan dapat dipastikan kinerja RALS akan mengalami perbaikan. Meskipun ada potensi kenaikan penjualan sebesar 82% secara year on year pada 2021 seiring masa lebaran kembali seperti semula, mereka masih memperkirakan sisi trafik dan daya beli masih akan pulih secara bertahap, khususnya pada awal tahun 2021. 

Baca Juga: Perbaikan Kinerja Emiten Ritel Masih Terbatas, Analis Rekomendasikan Beli Saham ACES

“Itulah mengapa proyeksi penjualan dari kami hanya sebesar Rp 7,69 triliun atau 10% di bawah penjualan RALS pada 2019 silam. Sementara untuk laba bersih pada 2021 akan mencapai Rp 530 miliar,” jelas Kevie dan Elbert.

Adapun, Indo Premier Sekuritas memperkirakan RALS akan membukukan pendapatan Rp 4,22 triliun dengan tidak membukukan laba maupun rugi pada tahun ini. 4

Dengan mempertimbangkan katalis positif yang sudah price-in, Kevie dan Elbert merekomendasikan hold dengan target harga Rp 750 per saham. Sementara Vanessa merekomendasikan untuk buy dengan target harga Rp 900 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×