Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Steel Pipe Industry of Indonesia (ISSP) bakal membagikan dividen sebesar Rp 105,98 miliar dari laba buku tahun 2023. Hal itu sudah disetujui oleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2023, Jumat (28/6).
Asal tahu saja, ISSP mencatatkan laba bersih sebesar Rp 498 miliar di tahun 2023, naik 62,8% secara tahunan atau year on year (yoy). Penjualan bersih tercatat sebesar Rp 6,45 triliun, meningkat 3,1% dari tahun sebelumnya. Volume penjualan total juga tumbuh 6,4% di tahun lalu.
Wakil Presiden Direktur ISSP Tedja Sukmana Hudianto mengatakan, pertumbuhan volume penjualan tersebut sebenarnya belum mencapai target yang ditetapkan Perseroan pada tahun lalu, yaitu sekitar Rp 7 triliun – Rp 7,5 triliun. Hal itu disebabkan penjualan dan pendapatan jasa Perseroan berhubungan dengan fluktuasi harga baja global.
“Harga hot-rolled coil (HRC) dari Tiongkok turun sekitar 13,4% pada tahun 2023, tetapi Perseroan dapat mengelola harga jual rata-rata dengan baik sehingga hanya mengalami penurunan sekitar 2,75%,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Jumat (28/6).
Baca Juga: Steel Pipe (ISSP) Terbitkan Obligasi Senilai Rp 1 Triliun
ISSP pun membagikan dividen sebesar Rp 105,98 miliar atau setara Rp15 per saham. Dengan begitu, pay out ratio (DPR) ISSP adalah sekitar 21%.
Sementara, sebanyak Rp 10 miliar dari laba tahun 2023 digunakan sebagai dana cadangan. Sisanya digunakan sebagai laba ditahan untuk menambah modal kerja Perseroan.
Tedja menuturkan, ada beberapa hal yang mempengaruhi keputusan besaran jumlah dividen tersebut. Pertama, kondisi ekonomi global yang masih tidak menentu.
Kedua, kondisi ekonomi domestik yang sedikit banyak terpengaruh kondisi global, serta perlambatan yang diakibatkan oleh peralihan politik di tahun ini.
“Ketiga, antisipasi pertumbuhan kebutuhan modal kerja untuk menghadapi volatilitas harga pasar untuk memastikan daya saing Perseroan dalam tender terhadap proyek infrastruktur,” paparnya.
Meskipun terjadi pelemahan volume penjualan di kuartal I 2024, Tedja optimistis pemulihan permintaan baja ISSP hingga saat ini masih cukup baik.
Per kuartal I 2024, ISSP mencatatkan penjualan sebesar Rp 1,37 triliun, turun 20,95% yoy. Penurunan itu diakui ISSP disebabkan oleh berbagai faktor, seperti adanya pemilihan presiden (Pilpres), banyaknya hari libur, serta rangkaian libur Lebaran.
Oleh karena itu, untuk sementara ini ISSP masih menargetkan pertumbuhan volume sebesar 10%-20% dibandingkan tahun lalu. Target ini akan ditinjau kembali pada kuartal III 2024. Selain itu, ISSP juga mempunyai target untuk mencapai produksi 500.000 ton per tahun pada tahun 2025.
“Upaya pencapaian target ini akan dilakukan secara hati-hati dengan mempertimbangkan faktor dalam dan luar negeri,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News