kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.429.000   20.000   1,42%
  • USD/IDR 15.438   29,00   0,19%
  • IDX 7.796   -2,56   -0,03%
  • KOMPAS100 1.183   -1,93   -0,16%
  • LQ45 956   -2,44   -0,25%
  • ISSI 227   0,41   0,18%
  • IDX30 487   -0,89   -0,18%
  • IDXHIDIV20 587   -1,47   -0,25%
  • IDX80 134   -0,31   -0,23%
  • IDXV30 139   -0,98   -0,70%
  • IDXQ30 163   -0,60   -0,37%

Stagnan, ASII catat laba bersih Rp 19,4 triliun


Kamis, 27 Februari 2014 / 18:31 WIB
Stagnan, ASII catat laba bersih Rp 19,4 triliun
ILUSTRASI. Cara menanam bunga morning glory.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. PT Astra International Tbk (ASII) membukukan kinerja stagnan di tahun 2013. ASII mencatat pendapatan bersih Rp 193,9 triliun, hanya naik 3% dibandingkan tahun 2012.

Sementara laba bersihnya sama dengan tahun 2012 sebesar Rp 19,4 triliun atau Rp 480 per saham. Stagnannya kinerja ASII lantaran laba beberapa anak usahanya juga merosot.

Lini bisnis yang menggerus laba ASII diantaranya dari sektor pertambangan dan perkebunan. Sementara bisnis otomotif masih bisa tumbuh meski cukup moderat. 

Tengok saja kinerja divisi alat berat dan pertambangan yang turun 15% menjadi Rp 3 triliun. Pendapatan PT United Tractors Tbk (UNTR) turun 9% dan labanya merosot 16% menjadi Rp 4,8 triliun.

Hal ini karena menurunnya permintaan dari sektor tambang akibat melemahnya harga batubara. UNTR juga tersandera beban dari naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Laba divisi agribisnis juga anjlok sampai 25% menjadi Rp 1,4 triliun. Meski penjualan CPO naik 11% menjadi 1,6 juta ton, laba bersihnya turun karena merosotnya yield tandan buah segar sawit dari kebun inti.

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) juga mendapat beban tambahan dari rugi kurs atas utangnya dalam mata uang dolar AS.

Namun, ASII masih bisa mendapat berkah dari pertumbuhan laba bersih divisi otomotif yang naik 4% menjadi Rp 9,8 triliun. Divisi otomotif ini berkontribusi 50,5% terhadap laba bersih ASII.

Seharusnya divisi otomotif bisa tumbuh lebih tinggi karena permintaan kendaraan bermotor yang pesat. Namun, naiknya suku bunga dan biaya tenaga kerja tak dapat sepenuhnya dibebankan ke pelanggan, sehingga turut menggerus laba dari lini ini.

Direktur Utama ASII, Prijono Sugiarto tak menampik kinerja beberapa anak usahanya mengalami kondisi yang menantang. Apalagi di bisnis otomotif, persaingan pasar semakin ketat.

Makanya, ASII gencar melakukan ekspansi dan diversifikasi usaha dengan memasuki lini bisnis baru. Misalnya saja, masuk ke pasar Low Cost Green Car. Bukan cuma itu, ASII juga telah mengakuisisi saham pabrik wheel rim melalui anak usahanya PT Astra Otoparts Tbk (AUTO).

Yang terhangat, ASII mengembangkan proyek properti untuk gedung perkantoran dan apartemen di Jakarta Pusat serta membentuk usaha patungan di bidang asuransi jiwa dengan Aviva plc.

"Di tahun 2014 prospek bisnis masih akan baik, walaupun kompetisi di pasar penjualan mobil masih tinggi dan harga batu bara cenderung melemah. Naiknya suku bunga pinjaman dan volatilitas nilai tukar rupiah juga harus diwaspadai,” kata Prijono di Jakarta, Kamis (27/2). 

Di tahun 2013, bisnis divisi keuangan ASII tumbuh cukup tinggi dibandingkan lini bisnis lainnya. Laba bersih divisi keuangan naik 15% menjadi Rp 4,3 triliun. Total pembiayaan melalui bisnis pembiayaan otomotif ASII naik 13% menjadi Rp 57 triliun. Namun, pembiayaan alat berat turun 30% menjadi Rp 5 triliun.

Sementara laba bisnis infrastruktur dan logistik naik 10% menjadi Rp 748 miliar dan laba divisi teknologi informasi naik 22% menjadi Rp 161 miliar. Pada perdagangan hari ini, saham ASII ditutup naik 2,29% menjadi Rp 6.700 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×