kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

SRIL menerbitkan obligasi US$ 200 juta berbunga 9%


Rabu, 23 April 2014 / 06:08 WIB
SRIL menerbitkan obligasi US$ 200 juta berbunga 9%
ILUSTRASI. 4 Cara Mengubah Ukuran Foto Online via Pixlr hingga Canva. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/nym.


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) merealisasikan penerbitan obligasi global. Nilainya US$ 200 juta dengan kupon 9%. Sejatinya, SRIL mendapat izin menerbitkan obligasi US$ 350 juta. Surat utang dollar SRIL mendapat respon positif dari investor dan kelebihan permintaan dua kali.

Presiden Direktur SRIL Iwan S. Lukminto mengatakan, obligasi itu diserap lebih dari 60 investor. Sebesar 62% ditawarkan ke investor di Eropa dan Amerika Serikat dan 38% dijual di Asia.  

Berdasarkan jenis investor, 82% pembeli merupakan manajer investasi, 13% diserap private banks, dan sisanya investor lain. "Ini mencerminkan kepercayaan investor atas pertumbuhan kinerja perseroan," klaim Iwan, kemarin.

Surat utang itu ditawarkan ke investor di Hong Kong, Singapura, London, New York, Boston, dan Los Angeles.

SRIL akan memakai hasil penerbitan obligasi 60% untuk refinancing utang. Salah satu utang jatuh tempo SRIL adalah kepada BRI pada  31 Desember 2014, senilai Rp 254,75 miliar berbunga 9%.

Selain untuk refinancing utang, dana tersebut untuk ekspansi. Emiten tekstil ini butuh dana ekspansi Rp 2,4 triliun. Sebesar Rp 1,5 triliun telah ditutup dari dana penawaran saham perdana.

Analis JP Morgan Securities Soo Chong Lim dalam riset 16 April menyebut, ekspansi SRIL cukup agresif. "SRIL harus bisa menjaga leverage-nya agar pertumbuhan EBITDA tetap bagus," ujar Lim.  

Ia bilang, ongkos bahan baku seharusnya bisa ditekan agar tak menggerus laba. Pendapatan ekspor SRIL akan menjadi natural hedging atas penerbitan obligasi dolar ini. Dia yakin, peningkatan EBITDA SRIL bakal menjaga margin SRIL dari tambahan beban utang. "Kami estimasikan, SRIL masih bisa menjaga debt to ebitda sebesar 3,5 kali," ujar dia.

Wiliam Suryawijaya, analis Asjaya Indosurya Securities, mengatakan, secara teknikal, saham SRIL akan bergerak sideways dalam jangka menengah.

Tapi, saham SRIL masih menarik diakumulasi karena prospeknya menarik. Jadi, ia merekomendasikan buy untuk SRIL dengan target harga Rp 250 per saham. Kemarin, harga saham SRIL menguat 2,53% ke Rp 203 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×