Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
KUALA LUMPUR. Spekulasi bakal melimpahnya stok Malaysia masih menjadi pemicu koreksi harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO).
Kontrak CPO untuk pengiriman Desember di Malaysia Derivatives Exchange sempat tergerus 0,9% ke level RM 2.784 atau setara US$ 880 per metrik ton, sebelum diperdagangkan di RM 2.789 pada pukul 11.13 waktu Kuala Lumpur.
Dalam sepekan ini, harga minyak sawit berjangka juga sudah anjlok hingga 4%.
Survei Bloomberg pekan ini memproyeksikan, stok CPO Malaysia bakal bertambah menjadi 2 juta ton per September. Ini angka tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Proyeksi tersebut didasarkan pertimbangan jumlah produksi yang mungkin meningkat 6% menjadi 1,77 juta ton, sementara ekspor surut 7,1% menjadi 1,57 juta ton.
Senior vice president for futures and options at OSK Holdings Bhd. Donny Khor memperkirakan, stok bakal melimpah, sehingga menekan harga minyak sawit. "Pasar sudah jatuh ke level saat ini, karena faktor suplai dan permintaan, juga isu ekonomi dari kawasan Eropa," urainya, di Kuala Lumpur, hari ini.
Komisi Eropa mendorong adanya suntikan modal yang terkoordinasi bagi perbankan. Hal itu diupayakan untuk melindungi perbankan dari kejatuhan akibat potensi default Yunani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News