Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
KUALA LUMPUR. Spekulasi surutnya permintaan global, memapas harga minyak sawit alias crude palm oil (CPO). Harga minyak nabati ini telah tergerus untuk hari yang ketiga, seiring sinyal perlambatan ekonomi global.
Kontrak CPO untuk pengiriman Agustus di Malaysia Derivatives Exchange melorot 2% ke level RM 3.040 atau setara US$ 955 per metrik ton, sebelum mengakhiri sesi pagi di RM 3.044. Dalam sepekan, harganya minyak sawit pun tercatat sudah rontok 2,5%.
Investor berspekulasi permintaan bakal surut, karena sinyal pelemahan ekonomi di China dan AS baru-baru ini. Indeks manufaktur China pada Mei lalu dilaporkan melambat untuk pertama kali dalam enam bulan terakhir. Sedangkan, pertumbuhan ekonomi AS di kuartal pertama pun lebih rendah dari perkiraan.
Selain itu, kekhawatiran terhadap krisis Eropa pun kian mencuat. Kemarin, yield obligasi Spanyol menyentuh level rekor. Ini bisa memicu Spanyol untuk mengikuti jejak Yunani, Irlandia dan Portugal mencari bailout.
"Krisis ekonomi menunjukkan tanda-tanda semakin dalam. Permintaan dari Malaysia masih stagnan, dan ada potensi turun lebih rendah lagi," ujar Paramalingam Subramaniam, direktur Pelindung Bestari Sdn., di Kuala Lumpur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News