Reporter: Kenia Intan | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka pekan ini dengan cemerlang. Senin (27/4), IHSG berhasil ditutup menguat 0,38% atau 17,077 poin ke level 4.513,14
Penguatan didorong oleh sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi yang naik 1,36%. Disusul dengan sektor aneka industri yang menguat 1,30%.
Sementara itu, sektor properti, real estate, dan konstruksi gedung menjadi pemberat setelah koreksi 1,31%. Kemudian ada sektor perdagangan, jasa, dan investasi yang menurun 0,04%.
Baca Juga: Kabar baik soal Covid-19 dorong IHSG naik 0,38% pada perdagangan Senin (27/4)
Analis Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, penguatan IHSG dipengaruhi oleh pergerakan bursa saham Asia yang cenderung perkasa setelah karena Bank of Japan (BoJ) mengumumkan stimulus lebih besar untuk meredam dampak ekonomi dari pandemi Covid-19.
Asal tahu saja, bursa saham di kawasan Asia mayoritas berada di zona hijau, kecuali Bursa Filipina (PSEi) yang terkoreksi 0,27% dan Bursa Vietnam (VN-Index) yang turun 0,76%.
Diproyeksi, sentimen tersebut masih akan bertahan hingga perdagangan Selasa (28/4), sehingga IHSG memiliki peluang menguat.
Adapun penguatan IHSG besok juga dipengaruhi oleh Bank sentral India yang mulai menyerukan dukungan fiskal untuk mendorong perekonomian. Adapun untuk hari ini Bursa India melesat hingga 2,02%.
"Potensi untuk menguat dengan rentang 4.415 hingga 4.550," kata Nico kepada Kontan.co.id, Senin (27/4). Lebih lanjut dia bilang, untuk saat ini IHSG akan bergerak bervariatif hingga tanggal 30 April mendatang.
Disamping sentimen positif yang mewarnai pasar, sebenarnya ada beberapa sentimen negatif yang membayangi. Diantaranya, harga minyak yang kembali turun. Ke depan minyak mentah masih berpeluang untuk bergerak volatil.
Asal tahu saja, minyak mentah Amerika Serikat (AS) yakni West Texaas Intermediate (WTI) sempat diperdagangkan di bawah US$ 0 per barel pada awal pekan lalu.
Sementara itu, dari dalam negeri IHSG dibayangi oleh rilis data fundamental ekonomi yang akan dirilis pekan ini. Pelaku pasar mengkhawatirkan pertumbuhan kredit serta risiko dari kredit macet sepanjang tiga bulan pertama tahun 2020.
Baca Juga: Saat IHSG pulih, saham emiten bank BUMN diperkirakan jadi pendorongnya
Kekhawatiran itu tercermin dari investor asing yang mencatatkan penjualan bersih (net sell) pada empat saham bank berkapitalisasi pasar besar selama seminggu terakhir.
"Pelaku pasar mengkhawatirkan restrukturisasi pinjaman yang dilakukan oleh institusi lembaga keuangan dinilai berdampak pada penurunan NIM dan potensi kenaikan dari NPL maupun NPF," imbuhnya.
Adapun berdasar RTI Business, selama sepekan terakhir sektor perbankan menduduki tiga teratas saham yang paling banyak dijual asing. Misalnya BBCA yang mencatatkan net sell hingga Rp 738 miliar, BBRI mencatatkan net sell hingga 373,8 miliar, dan BMRI sebanyak Rp 213,2 miliar. Tidak ketinggalan BBNI juga dilepas asing hingga Rp 93,4 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News