Sumber: Kontan |
JAKARTA. Produsen semen pelat merah, PT Semen Gresik (SMGR) Tbk, kabarnya akan segera menguasai PT Kertas Kraft Aceh (KKA). Produsen semen terbesar di Tanah Air itu akan menyuntik dana ke KKA dan sebagai imbalannya akan mendapat saham perusahaan kertas yang berbasis di Nangroe Aceh Darussalam.
Seorang pejabat menyatakan, pemerintah ingin agar SMGR menyuntik dana kepada KKA supaya produsen kertas semen ini tetap beroperasi. Cara ini juga menjadi bagian penyehatan perusahaan kertas yang kini di bawah pengelolaan PT Perusahaan Pengelola Aset Negara (PPA) itu. Total kebutuhan dana restrukturisasi KKA US$ 60 juta atau sekitar Rp 576 miliar (kurs Rp 9.600 per dolar AS).
Belum jelas berapa jumlah suntikan dana dari SMGR itu. "Mungkin akan beberapa tahap, harapannya sih tahap awal bisa Rp 100 miliar," kata si pejabat yang enggan disebutkan namanya itu, semalam.
Direktur Utama SMGR Dwi Soetjipto belum bersedia menjelaskan mengenai rencana ini. Dia hanya menyatakan, SMGR masih bersiap-siap mengkaji prospek berinvestasi di salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang kertas tersebut. "Saya belum bisa mengungkapkan, karena masih terlalu dini," kata Dwi Soetjipto, KONTAN, Minggu (27/9).
Lampu hijau dari pemerintah
Sejauh ini, Kantor Kementerian Negara BUMN telah memberikan lampu hijau kepada SMGR untuk mengakuisisi KKA. Apalagi, produk utama KKA adalah kantong semen yang sangat dibutuhkan SMGR.
Sekedar catatan, KKA merupakan produsen kertas semen terbesar di Indonesia. Kapasitas produksinya sebesar 135.000 ton per tahun. "SMGR berkepentingan masuk, karena kalau sudah berproduksi akan menjadi pemasok kertas kantong semen ke Semen Gresik," tutur Sofyan Djalil, Menteri Negara BUMN.
Namun Sofyan menyatakan, kepastian akuisisi KKA oleh SMGR akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham. "Yang jelas, permasalahan KKA mulai teratasi. Permasalahan bahan baku kayu sudah ada jalan keluarnya, sekarang tinggal memperbaharui teknologi, mesin-mesin dan boiler yang selama ini berbahan baku gas menjadi berbahan bakar batubara," kata Sofyan.
Sekretaris Perusahaan PPA, Ronny O Rorong menyatakan, sampai saat ini PPA belum membuka penawaran lelang KKA. Meski begitu, dia mengakui sudah ada beberapa perusahaan yang berminat masuk ke perusahaan kertas yang beroperasi di Nangroe Aceh Darussalam itu.
Ronny menjelaskan ada banyak pilihan investasi bagi para calon investor KKA. "Bisa berupa KSO (kerja sama operasi) atau strategic investor," ungkapnya.
Ronny berharap, akhir tahun 2009 sudah ada kepastian mengenai siapa saja calon investor yang akan masuk. Hingga saat ini, PPA telah mengalokasikan dana Rp 125 miliar bagi restrukturisasi KKA.
Pardomuan Sihombing, Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas berpendapat, rencana investasi SMGR ke KKA sejalan dengan bisnis emiten semen itu. "SMGR bisa menghemat anggaran pembelian kertas semen," paparnya.
Dari sisi dana akuisisi, Pardomuan melihat SMGR mempunyai dana yang memadai untuk melakukan hal itu. Dalam laporan keuangan semester pertama 2009, dana kas dan setara kas SMGR tercatat Rp 3,98 triliun.
Bahkan mungkin, KKA ini bisa menjadi bisnis sampingan bagi SMGR. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan kantong semen grupnya, SMGR juga bisa menawarkan produk KKA ke pabrik semen lain.
Pada penutupan Jumat (25/9), harga saham SMGR berakhir naik 0,77% menjadi Rp 6.550 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
