Reporter: Kenia Intan | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja saham berkapitalisasi kecil (small caps) dan menengah (medium caps) cukup baik sepanjang bulan September 2020 ini. Mengutip data dari Bloomberg, indeks SMC Composite (IDX SMC Composite) mencatatkan penurunan sebesar 3% sejak awal bulan.
Asal tahu saja IDX Composite merupakan indeks yang mengukur kinerja harga dari saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar kecil dan menengah.
Walau melemah, penurunan yang dialami IDX SMC Composite tidak sedalam indeks LQ45. Tercatat, LQ45 terkikis hingga 9% sejak awal bulan September. Padahal, LQ45 merupakan indeks yang mengukur kinerja harga dari 45 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.
Sebagai pembanding lainnya, IHSG juga menurun 6,34% ke level 4.906,55 sejak awal September hingga penutupan perdagangan hari ini, Senin (28/9).
Masih mengutip data Bloomberg, tiga saham konstituen SMC Composite yang mencatatkan kenaikan harga paling tinggi adalah PT Pollux Properti Indonesia Tbk (POLL), PT Tifico Fiber Indonesia Tbk (TFCO), dan PT Metropolitan Kentjanan Tbk (MKPI).
Baca Juga: Jam transaksi diperpanjang, pasar obligasi bisa makin bergairah
POLL menguat 179,61% menjadi Rp 10.150 pada penutpan perdagangan Senin (28/9). Sementara TFCO tercatat menguat 57,34% menjadi Rp 450. Adapun MKPI menguat 53,54% menjadi Rp 19.500.
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengamati, kenaikan harga secara signifikan itu dipicu saham yang tidak likuid. POLL misalnya, saham yang biasanya sepi di pasar itu aktif diperdagangkan kurang lebih seminggu sebelum kena suspensi pada tanggal 18 September 2020.
"Sehingga sedikit lonjakan permintaan saja dapat menyebabkan kenaikan harga yang signifikan pada saham ini," jelas Hendriko kepada Kontan.co.id, Senin (28/9). Begitu juga yang terjadi pada saham TFCO dan MKPI yang tidak likuid.
Adapun untuk MKPI dan TFCO, Hendriko melihat keduanya masih dalam tren penguatan. MKPI masih diperdagangkan diatas MA 5. TFCO juga masih berada dalam tren naik dengan support terdekat saat ini pada level 430 hingga 440. Sementara untuk POLL, terjadi disrupsi pada data teknikal. Sebaiknya investor kembali melihat pergerakan harganya setelah suspesi dibuka.
Tidak jauh berbeda, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menjelaskan selain saham yang tidak likuid, kenaikan harga saham berkapitalisasi kecil dan menengah juga dipicu sentimen positif terhadap perusahaannya.
Misalnya, POLL dipicu oleh klaim manajemen atas rampungnya tiga proyek terbesar mereka. Sementara MKPI terdorong segmen properti menengah atas masih prospektif karena masih adanya permintaan. MKPI juga meluncurkan proyek Pondok Indah Townhouses untuk segmen pasar menengah dan atas yakni
"Dipengaruhi juga asumsi pendapatan mendatang lebih baik dari bulan sebelumnya," imbuhnya, Senin (28/9).
Cermati likuiditas saham
Lebih lanjut Sukarno menjelaskan, investor boleh saja masuk ke saham berkapitalisasi kecil asal memahami resikonya. Asal tahu saja, oleh karena kenaikan harga yang signifikan, saham berkapitalisasi kecil dan menengah biasanya menjadi pilihan trader maupun spekulan untuk masuk.
"Perhatikan likuiditasnya karena beresiko ketika masuk tidak bisa keluar," jelas Sukarno. Di sisi lain, Sukarno juga menyarankan investor untuk melihat prospek saham ke depan dan tetap mempertimbangkan faktor nilainya.
Baca Juga: Di tengah penurunan IHSG saham-saham ini banyak dikoleksi asing, Senin (28/9)
Terhadap tiga saham leading SMC Composite tadi, Sukarno merekomendasikan untuk dihindari terlebih dahulu karena kenaikannya sudah terlalu tinggi. Apalagi untuk POLL yang sudah mendekati level resistance-nya sehingga berpotensi ada ambil untung atau profit taking. Ia pun menyarankan sell.
Sementara itu, Hendriko mengamati, sesungguhnya untuk saat ini banyak saham yang secara fundamental menarik untuk dikoleksi, tidak hanya saham berkapitalisasi kecil dan menengah saja.
Untuk saham berkapitalisasi kecil dan menegah, Hendriko menjagokan HOKI dengan target harga Rp 800. Sementara saham lainnya, ia merekomendasikan BSDE dengan target harga Rp 800 hingga Rp 830, dan ADRO dengan target harga Rp 1.200 hingga Rp 1.285.
Akan tetapi bagi investor yang tetap tertarik saham berkapitalisasi kecil dan menengah, Hendriko menyarankan untuk melakukan trading pada saham yang berada dalam tren naik saja. Sambil tetap memperhatikan likuiditas sahamnya. Hal ini perlu dicermati, mengingat kondisi pasar masih dibayang-bayangi sentimen negatif seperti perekonomian di ambang resesi dan kasus pandemi Covid-19 yang terus bertambah.
Selanjutnya: Pelemahan IHSG bisa berlanjut pada Selasa (29/9), perhatikan faktor pemberat ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News