Reporter: Rashif Usman | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada pekan ini, pelaku pasar akan mencermati keputusan suku bunga dari Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) pada Kamis (8/5). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di pekan ini pun akan turut dipengaruhi arah bunga The Fed.
Konsensus market memperkirakan The Fed akan menahan suku bunga acuannya di level 4,5% untuk periode Mei 2025.
Ekonom Panin Sekuritas Felix Darmawan memaparkan tiga skenario yang mungkin terjadi terhadap pasar saham berdasarkan keputusan suku bunga The Fed mendatang.
1. Menahan Suku Bunga:
Felix menuturkan, pasar saham kemungkinan akan merespons netral apabila The Fed mempertahankan suku bunga sesuai perkiraan konsensus. Sebab, keputusan ini mencerminkan pendekatan hati-hati The Fed di tengah ketidakpastian ekonomi global.
"Stabilitas suku bunga dapat memberikan kepastian bagi investor dan mendukung kelanjutan tren positif di pasar saham. Dan yang terpenting, keputusan tersebut memang sudah diantisipasi oleh pelaku pasar sebelumnya," kata Felix kepada Kontan, Selasa (6/5).
Baca Juga: Catat! Tidak Lama Lagi, BEI Akan Buka Kode Broker dan Domisili
2. Menurunkan Suku Bunga
Penurunan suku bunga dapat menjadi katalis positif bagi pasar saham, karena biaya pinjaman yang lebih rendah dapat mendorong aktivitas ekonomi. Namun, perlu dicermati bahwa penurunan suku bunga juga dapat menandakan kekhawatiran The Fed terhadap prospek ekonomi, yang bisa menimbulkan volatilitas jangka pendek.
3. Menaikkan Suku Bunga
Kenaikan suku bunga dapat menimbulkan tekanan pada pasar saham, karena biaya pinjaman yang lebih tinggi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Namun, mengingat ekspektasi pasar saat ini, skenario ini peluangnya kecil.
Melihat situasi tersebut, Felix menyarankan agar investor melakukan diversifikasi portofolio guna meminimalkan risiko. Ia juga menekankan pentingnya mencermati berbagai data ekonomi, baik dari dalam negeri maupun mancanegara, untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai arah pergerakan pasar.
Selain itu, Felix merekomendasikan agar pelaku pasar mulai memantau sektor-sektor tertentu seperti teknologi, emas, dan barang konsumsi, karena sektor-sektor ini berpotensi menjadi sorotan tergantung pada dinamika ekonomi global dan domestik.
Secara terpisah, Community Lead PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus mengatakan, jika The Fed mempertahankan suku bunga, pasar cenderung akan bergerak netral. Sebaliknya, penurunan suku bunga akan menjadi sentimen positif bagi pasar, sedangkan kenaikan suku bunga justru akan memberikan tekanan negatif.
"Pasar saham yang merupakan cerminan bisnis akan perform jika suku bunga kembali diturunkan dan kembali rendah," ujar Angga kepada Kontan, Selasa (6/5).
Baca Juga: Pengaruh Konflik Trump VS Ketua The Fed Jerome Powell, Apa Dampaknya ke Indonesia?
Dari sisi teknikal, Angga mencermati bahwa IHSG saat ini telah berhasil menembus garis rata-rata (moving average/MA) 100 dan tengah berupaya menembus area MA150 dan MA200 yang berada di atas level psikologis 7.000.
Ia menilai, meredanya ketegangan terkait isu tarif, meskipun belum banyak tercapai kesepakatan negosiasi dan masih terdapat sejumlah dampak negatif, menjadi salah satu sentimen jangka pendek yang menopang pergerakan IHSG.
Angga menyarankan investor untuk memanfaatkan momentum kenaikan IHSG ini hingga potensi aksi ambil untung atau profit taking terjadi, dengan mempertimbangkan cash reserve dalam posisi dominan 50% cash setidaknya dikelola dari portofolio.
Untuk saham pilihan, Angga merekomendasikan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan strategi beli di kisaran harga Rp 1.750–Rp 1.760, target profit di Rp 1.870, dan stoploss jika harga turun di bawah Rp 1.670.
Selanjutnya: BGN Butuh Rp 116,6 Triliun untuk Sasar 82,9 Juta Penerima Manfaat Program MBG
Menarik Dibaca: Begini Cara Mengatasi Sesak Nafas karena Asam Lambung Naik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News