kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Sinyal penurunan output kuat, minyak menuju US$ 35


Jumat, 04 Maret 2016 / 21:06 WIB
Sinyal penurunan output kuat, minyak menuju US$ 35


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sinyal penurunan output di Amerika Serikat (AS) dan OPEC membuat harga minyak terus melambung.

Mengutip Bloomberg, Jumat (4/3) pukul 20.08 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman April 2016 di New York Merchantile Exchange menguat 0,86% ke level US$ 34,87 per barel. Dalam sepekan terakhir, harga minyak menanjak 6,4%.

Produksi minyak AS menurun untuk minggu keenam pada periode yang berakhir tanggal 26 Februrai lalu. Di saat yang sama, pasokan dari Organization of Petroleum Exporting
Countries (OPEC) jatuh pada bulan Februari akibat gangguan pipa di Irak.

Menteri Perminyakan Nigeria mengatakan, anggota OPEC dan Rusia akan bertemu untuk membahas pembekuan produksi pada bulan ini. Pada 16 Februari lalu, Arab Saudi, Rusia, Qatar dan Venezuela setuju membekukan output jika produsen lain mengikuti upaya tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengatasi kelebihan pasokan yang terus membayangi harga minyak dunia.

"Penguatan pada harga minyak dapat dikaitkan dengan tanda-tanda kejatuhan produksi AS dan OPEC," ujar Carsten Fristch, analis Commerzbank AG di Frankfurt, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×