Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli
Eyang lebih wait and see?
Wait and see dan saya sudah ada indikatornya. Kalau saya melihat itu, mobil ada dashboardnya ada penunjuk kecepatan, nah saya itu dengan indikator yang ada, yang sangat sederhana, saya bisa melihat saatnya. Saya tidak mengatakan pasti, yang ada hanyalah ketidak pastian akan tetapi bisa memanage ketidakpastian dengan ilmu yang kita miliki. Jadi saya melihat tanda-tanda kapan saya bisa masuk kembali, misal beli reksadana yang bagus. Saya contohnya punya reksadana yang sangat kecil 50 nilainya waktu itu, sekarang sudah 250. Akan tetapi kalau saya beli 2008 beli 50 sekarang nilainya 250 turun 10% kan belum apa-apa. IHSG sekarang turunnya dari 6.000 ke 5.700, baru turun 8,13% saya naiknya sudah 400% ya diemin aja
Baca Juga: Suku Bunga Acuan BI Turun, Simak Prospek Reksadana Pasar Uang
Kalau dari Eyang sendiri, sekarang masih wait and see, saham apa yang sedang amati?
Tetep saham-saham yang fundamental yang baik dan saham fundamentalnya baik itu belum tentu yang kmairn baik skrg baik. Oleh karena itu yang saya lihat laporan terakhir keuangannya dan saya perkirakan saya kira2 keadaan ekonomi, keadaan industri sektor saham tersebut satu dua tahun mendatang kira-kira masih bagus tidak. Sejauh ini yang bagus sektor perbankan, consumer goods, lalu basic industry. Dan saya lihatnya ya, meskipun historis belum tentu terjadi di masa yang akan datang, tetapi kalau historis dia bagu saya katakan dia cantik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News