Reporter: Muhammad Musa | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,22% ke level 7.254,40 pada penutupan perdagangan, Kamis (4/4). Pada perdagangan Jumat (5 IHSG diprediksi akan menguat terbatas dengan support sebesar 7.205 dan resist di angka 7.269 jelang libur panjang.
Equity Research Analyst Reliance Sekuritas, Ayu Dian mengatakan, sejauh ini, penguatan IHSG ditopang rebound harga saham big caps perbankan dan rupiah yang berhasil terapresiasi.
Lalu, pasar juga akan mencermati sejumlah rilis data ekonomi domestik maupun global seperti cadangan devisa indonesia dan data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yakni non farm payrolls dan Unemployment rate.
Baca Juga: IHSG Diproyeksi Menguat Terbatas, Cermati Saham Pilihan Analis Jelang Libur Panjang
“Kami perkirakan IHSG akan bergerak pada rentan 7.200-7.310,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (4/4)
Sementara itu, Equity Research Analyst MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana melihat, penguatan IHSG terlihat pada IDX Basic di angka 2,93% dan IDX Infra mencapai angka 1,15%.
Menurutnya, penguatan IHSG sejalan dengan penguatan bursa regional Asia yang bergerak menguat dan nilai tukar Rupiah yang menguat terhadap Dolar Amerika.
Cenderung sama, Herditya memperkirakan pelaku pasar akan menantikan rilis data neraca dagang AS nanti malam Kamis (4/4). Selain itu, dirinya menilai IHSG masih dipengaruhi oleh pergerakan harga komoditas dunia yang cenderung menguat.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Diproyeksi Naik Pasca Libur Nataru, Simak Saham Rekomendasi Analis
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis memprediksi, pasar berpotensi akan ditutup gap berkisar di angka 7.250 – 7.280 pada Jumat (5/4). Hal ini didasari oleh IHSG yang membentuk pola bullish sandwich seiring indikator teknikal seperti Stochastic Relative Strength Index (RSI) yang menunjukkan bentuk golden cross pada area oversold.
Dari global, pasar mencermati data berupa hasil Monetary Policy Meeting Accounts oleh Eropean Central Bank (ECB) pada Kamis (4/4). Realisasi inflasi Euro Area diketahui berada di bawah ekspektasi pada Maret 2024.
Hal ini memberikan keyakinan bagi pelaku pasar bahwa ECB cenderung mulai melunak terhadap arah kebijakan moneter di 2024.
Selain itu, pasar internasional juga merespon data sektor tenaga kerja AS yang diperkirakan akan mempengaruhi arah kebijakan the Fed.
Baca Juga: Investor Bisa Cicil Beli Saham Big Caps Jelang Libur Panjang di Tengah Net Sell Asing
Berdasarkan data survei Chicago Mercantile Exchange (CME) FedWatch Tools menunjukan adanya penurunan peluang pemangkasan suku bunga acuan the Fed senilai 55.8% di Federal Open Market Committee (FOMC) Juni 2024, Kamis (4/4).
Menurut Alrich, kondisi ini nampaknya masih akan menekan nilai tukar Rupiah untuk beberapa waktu ke depan. “Diharapkan hal ini bisa diredam dengan intervensi Pemerintah ke pasar keuangan Indonesia,” kata Alrich kepada Kontan, Kamis (4/4).
Adapun saham-saham top picks pilihan Alrich untuk perdagangan Jumat (5/4) meliputi, BBCA, BMRI, BBRI, MDKA, SRTG, BBTN, EXCL dan MBMA.
Selanjutnya, Herditya mencermati saham-saham berikut, di antaranya, PNLF dengan target harga Rp 320 – Rp 330, MAHA berkisar di harga Rp 200 – Rp 210, dan ASSA di harga Rp 860 - 900.
Baca Juga: Saham Rekomendasi Analis Jelang Pendaftaran Capres-Cawapres 2024
Sedangkan, Ayu merekomendasikan saham ISAT dengan “buy” di harga resistance Rp 11.550, SRTG dengan “speculative buy” di harga resistance Rp 1.555, dan ERAA dengan “buy” di harga sesistance Rp 466.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News