kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

Simak Rekomendasi Saham Emiten yang Pendapatannya Lebih dari Rp 100 Triliun


Selasa, 05 Maret 2024 / 06:25 WIB
Simak Rekomendasi Saham Emiten yang Pendapatannya Lebih dari Rp 100 Triliun
ILUSTRASI. Layar digital menunjukan pergerakan harga saham Bursa Efek Indonesia pada kantor sekuritas di Jakarta. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten yang telah menyampaikan kinerja keuangan tahun buku 2023 berhasil meraup pendapatan yang fantastis, yakni di atas Rp 100 triliun.

Konglomerasi Grup Astra masih kokoh dengan pendapatan jumbo. PT Astra International Tbk (ASII) menjadi emiten dengan pendapatan terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Melansir laporan keuangan per 31 Desember 2023, ASII membukukan pendapatan sebesar Rp 316,56 triliun. Ini meningkat 5,04% secara tahunan atau year on year (YoY) dari Rp 301,37 triliun.

Tak heran, raihan pendapatan ASII ditopang dari seluruh entitas anak usahanya, PT United Tractors Tbk (UNTR) saja berhasil mengantongi pendapatan sebesar Rp 128,58 triliun atau naik 4,03% YoY. 

Baca Juga: Sejumlah Emiten Farmasi Ini Akan Merilis Produk Baru, Simak Rekomendasi Sahamnya

Meski mencetak pendapatan tertinggi, tetapi potensi pertumbuhan pendapatan Grup Astra tahun ini masih dibayangi oleh sentimen. Salah satunya, persaingan penjualan mobil dalam negeri. 

Per 2023, Astra mencatatkan penjualan mobil sebanyak 560.717 unit atau turun 2,34% secara tahunan. Meski demikian, ASII masih mampu mempertahankan pangsa pasar nasional sebesar 56%. 

Head of Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menilai kehadiran BYD di Indonesia dengan mobil listriknya masih akan minim dampak terhadap ASII. 

"Kehadiran BYD di Indonesia tidak mempengaruhi pangsa pasar ASII dan tidak akan ada perubahan signifikan," jelas dia kepada Kontan, Senin (4/3). 

Namun Kiwoom Sekuritas memproyeksikan pendapatan ASII untuk 2024 akan stagnan di level Rp 315 triliun atau turun 0,28% secara tahunan. Pendapatan UNTR diprediksi akan tertekan sebesar 9,89% YoY menjadi Rp 115 triliun di 2024. 

Audi bilang melemahnya kinerja UNTR sehubungan dengan adanya normalisasi harga batu bara seiring dengan melambatnya permintaan. Hal ini yang akan menekan pendapatan UNTR ke depannya. 

Martha Christina, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas juga memproyeksikan akan ada penurunan kinerja terhadap ASII dan UNTR pada tahun ini, yang sehubungan dengan pelemahan harga komoditas.

"Mirae Sekuritas memproyeksikan pendapatan ASII akan mencapai Rp 317 triliun dengan laba bersih Rp 31,6 triliun sepanjang tahun ini," kata Martha. 

 

Baca Juga: Kinerja di 2023 Moncer, Simak Rekomendasi Saham Jasa Marga (JSMR)

Selain Grup Astra, emiten perbankan juga masih kokoh dengan pendapatan yang besar. Yakni, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang mengantongi pendapatan sebesar Rp 234,54 triliun.  Rinciannya, pendapatan dari margin bunga bersih mencapai Rp 95,88 triliun. Kemudian pendapatan operasional lainnya berkontribusi sebanyak Rp 125,55 triliun. 

Kemudian, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengantongi Net Interest Margin (NIM) atau margin bunga bersih sebesar Rp 135,18 triliun.  Ini meningkat 8,5% secara tahunan. 

Sementara pendapatan operasional lainnya non bunga termasuk emas BBRI mencapai Rp 48,10 triliun. Alhasil, BBRI mengantongi pendapatan sebesar Rp 183,29 triliun sepanjang 2023. 

Nah untuk emiten perbankan ini, Martha memproyeksikan kinerja big caps ini masih akan cemerlang di 2024. Ini disumbang oleh pertumbuhan kredit dan terjaganya NIM.

"Hal yang sama untuk BBCA diperkirakan bisa menembus pendapatan sebesar Rp 100 triliun di tahun ini," jelas Martha. 

Pasalnya tinggal sedikit lagi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) untuk menembus pendapatan Rp 100 triliun. BBCA membukukan pendapatan operasional sebesar Rp 99,3 triliun atau tumbuh 14,4% secara tahunan. 

Emiten lainnya yang mengantongi pendapatan di atas Rp 100 triliun, yakni PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Meski belum merilis kinerja sepanjang tahun lalu, tetapi pendapatan TLKM sudah mencapai Rp 111,23 triliun per kuartal III-2023. 

Kiwoom Sekuritas memproyeksikan pendapatan TLKM berpotensi tumbuh 1,73% secara tahunan sepanjang 2023. Audi menjelaskan raihan tersebut bakal ditopang oleh pendapatan dari data dan internet.

"Serta potensi Bisnis data center akan menjadi motor dalam jangka beberapa tahun ke depan," ucap Audi. 

Lebih lanjut, Kiwoom Sekuritas merekomendasikan beli BBRI dengan target di 6.650. Kemudian beli BMRI, TLKM, ASII dengan masing-masing target harga di Rp 7.350, Rp 4.700 dan Rp 6.350.

Sementara dari emiten yang berhasil meraih pendapatan di atas Rp 100 triliun, saham jagoan Mirae Asset Sekuritas jatuh pada BMRI dan BBRI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×