kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Simak Rekomendasi Saham Emiten Ritel yang Bakal Diuntungkan Momentum Libur Nataru


Minggu, 26 November 2023 / 20:26 WIB
Simak Rekomendasi Saham Emiten Ritel yang Bakal Diuntungkan Momentum Libur Nataru
ILUSTRASI. Musim perayaan natal dan tahun baru (nataru) merupakan momentum besar bagi emiten sektor ritel.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Musim perayaan natal dan tahun baru (nataru) merupakan momentum besar bagi emiten sektor ritel. Khususnya, emiten ritel yang memiliki fokus bisnis pada penjualan perlengkapan rumah tangga dan produk gaya hidup.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan, pergerakan emiten ritel pada libur nataru berpotensi positif di akhir tahun 2023 ini. Hal tersebut mengingat selama periode tersebut diperkirakan adanya peningkatan daya beli masyarakat.

Belum lagi, adanya momentum pemilihan umum (pemilu) diproyeksi bakal mendorong tingkat konsumsi masyarakat di akhir tahun 2023 hingga pemilu dilangsungkan. Ini sejalan dengan potensi perputaran uang yang lebih besar di masyarakat selama masa kampanye pemilihan umum.

“Kinerja emiten ritel fesyen dan emiten ritel kebutuhan sehari-hari berpotensi meningkat pada libur nataru dan selama masa pemilu,” jelas Azis kepada Kontan.co.id, Sabtu (25/11).

Baca Juga: Pembangunan IKN Berlanjut, Ini Deretan Emiten yang Bakal Diuntungkan

Azis tak menampik penjualan ritel saat ini memang masih cenderung flat atau datar. Namun, momen-momen besar seperti nataru dan pemilu diyakini bisa meningkatkan konsumsi masyarakat pada akhir tahun.

Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa penjualan eceran yang tercermin dari Indeks Penjualan Rill (IPR) mengalami kontraksi 1,5% (MtM) pada September 2023 lalu. Kinerja penjualan eceran yang menurun terutama terjadi pada Subkelompok Sandang, Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, serta Suku Cadang dan Aksesori.

Namun, BI memperkirakan dalam survei penjualan ritel terbaru, IPR bakal meningkat sebesar 2,6% (mtm) pada Oktober 2023 yang didorong oleh beberapa kelompok seperti Makanan, Minuman dan Tembakau serta Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya. Hal itu sejalan dengan peningkatan permintaan dalam negeri, persiapan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal, dan kelancaran distribusi.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Erindra Krisnawan melihat, emiten sektor ritel merupakan salah satu sektor yang bakal didukung pertumbuhan struktural dan potensi dukungan dari permintaan musiman pada kuartal IV-2023. Dengan analisis bottom up, BRI Danareksa Sekuritas menjagokan sektor ritel bersama sektor lainnya seperti konsumer, telekomunikasi, Minyak & Gas, serta Batubara untuk mencari kantong pertumbuhan di akhir tahun.

“Kami perkirakan emiten konsumer dan ritel mungkin bakal menjadi opsi rotasi karena investor akan bersiap untuk pemilu kuartal I-2024 yang secara historis positif untuk sektor ini dan adanya hari libur,” ungkap Erindra dalam riset 15 Oktober 2023.

Baca Juga: Saham-Saham Ini yang Paling Banyak Dikoleksi Asing Selama Sepekan

Erindra memperkirakan, saham-saham ritel akan menjadi pilihan menjelang akhir kuartal keempat tahun ini karena investor bersiap untuk pemilu. Selain itu, investor melihat adanya momentum emiten ritel di tahun depan, sejalan dengan perayaan idul fitri pada akhir kuartal I-2024.

Dia mencermati, saat ini belanja konsumen dan likuiditas yang masih tinggi bergantung pada belanja fiskal pemerintah. Oleh karena itu, belanja negara yang tinggi mungkin masih akan terjadi pada akhir tahun 2023 ini karena anggaran belanja masih tersisa.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu) realisasi belanja negara hingga akhir Oktober 2023 mencapai Rp2.240,8 triliun atau 73,2% dari pagu. Realisasi tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah.

Analis Mirae Asset Sekuritas Rut Yesika Simak menyoroti, emiten sektor ritel di akhir tahun 2023 ini tidak hanya didukung perayaan musim natal dan tahun baru. Adanya insentif pajak pertambahan nilai (PPN) ditanggung pemerintah (DTP) untuk sektor perumahan dapat memacu penjualan ritel.

Pemerintah telah memulai paket kebijakan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 11%. pembebasan pembelian rumah baru mulai November 2023 hingga Juni 2024. Langkah tersebut bertujuan untuk merangsang permintaan rumah.

Baca Juga: IHSG Tembus Level 7.000, Peluang Window Dressing Terbuka Lebar

Rut mengantisipasi bahwa kebijakan ini tidak hanya akan terjadi menggenjot sektor properti namun juga memberi manfaat pada sektor ritel khususnya bagi perusahaan menjual produk perbaikan rumah seperti PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES). Dia merekomendasikan trading buy ACES dengan target harga Rp 950 per saham.

“Kami yakin ACES dapat memanfaatkan momen Natal dan sentimen kebijakan pemerintah terkait pajak pertambahan nilai (PPN) pada rumah baru di kuartal IV-2023,” ungkap Rut Yesika dalam riset 22 November 2023.

Mirae Asset Sekuritas memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi pada kuartal IV-2023 karena faktor musiman yang biasanya mendorong pertumbuhan pada periode tersebut, yaitu memasuki musim liburan pada bulan Desember. Namun, penting untuk dicatat bahwa situasi ekonomi global masih belum menentu dan dapat menimbulkan risiko yang signifikan menjelang tahun 2024.

Kalau Azis memilih saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dengan rekomendasi buy masing-masing target harga sebesar Rp 3.250 per saham dan Rp 2.030 per saham. AMRT dan MAPI dinilai secara valuasi P/E masih di bawah rata-rata 5 tahun, serta kinerja laporan keuangan yang masih tumbuh hingga kuartal III-2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×