Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan infrastruktur khususnya Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara bakal mendukung permintaan semen di tahun ini. Pada saat yang bersamaan, harga batubara melandai yang bisa meredakan tekanan dari biaya produksi.
Dalam riset tanggal 21 Februari 2023, Analis Ciptadana Sekuritas Muhammad Gibran, menilai pemindahan Ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Nusantara di Kalimantan Timur sebagai langkah transformatif bagi infrastruktur Indonesia jangka panjang dan akan membawa permintaan baru bagi industri semen.
Gibran menyematkan rating overweight pada saham sektor semen.
Baca Juga: IHSG Diproyeksi Melemah pada Perdagangan Senin (10/4), Cermati Pemicunya
Sementara itu, penurunan harga batubara diperkirakan akan memangkas biaya produksi untuk beberapa produsen semen di 2023 dan 2024.
Analis pertambangan Ciptadana Sekuritas memproyeksikan harga rata-rata batubara turun menjadi US$ 220 per ton pada tahun 2023 dan US$ 160 per ton pada 2024.
Untuk itu, berikut rekomendasi saham emiten sektor semen dari beberapa analis yang layak dicermati. Simak ulasannya.
1. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)
Harga batubara global yang lebih rendah akan mendorong INTP mencapai pertumbuhan relatif lebih tinggi dibanding rekan-rekannya pada sektor semen. Hal tersebut karena cakupan pembelian batubara INTP yang lebih rendah pada tingkat harga DMO.
Berlanjutnya penurunan harga batubara seharusnya lebih menguntungkan perusahaan dengan cakupan konsumsi batubara yang lebih rendah pada harga DMO seperti Indocement.
Baca Juga: Asing Net Buy Rp 9,35 Triliun, Cermati Proyeksi IHSG Pekan Depan
Manajemen INTP menargetkan mengamankan 50% batubara dengan harga DMO untuk 2023. Namun, ada kemungkinan realisasi pencapaian konsumsi DMO INTP akan lebih tinggi. Selain itu, volume penjualan INTP akan berada sedikit di atas estimasi penjualan industri pada tahun ini.
Penjualan semen INTP akan didorong oleh konsolidasi operasi dengan Semen Bosowa yang akan menghasilkan kapasitas tambahan sebesar 3,5 juta ton yang sekaligus memperkuat pangsa pasar di wilayah timur Indonesia.
Rekomendasi : Buy
Target harga : Rp 14.000 per saham
Emma A. Fauni, Mirae Asset Sekuritas dalam riset 30 Maret 2023
2. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR)
Meski terjadi kontraksi permintaan di 2022, SMGR diharapkan dapat mengoptimalkan penjualannya untuk memenuhi minimum utilisasi produksi. Volume penjualan SMGR diproyeksikan naik menjadi 41 juta ton karena berencana untuk memulihkan pangsa pasarnya.
SMGR akan fokus untuk mendapatkan kembali pangsa pasarnya yang hilang di tahun lalu, dimana segmen semen kantong bakal menggunakan strategi pendekatan pasar mikro.
Rencananya rilis merek baru di daerah tertentu dengan persaingan ketat seperti Barat dan Timur Jawa serta Sulawesi Selatan. Di segmen semen curah, SMGR akan fokus mempertahankan kepemimpinannya dalam proyek-proyek infrastruktur strategis pemerintah seperti proyek IKN.
Baca Juga: Mantan Bos BEJ Ini Sebut, Investor Saham yang Hanya Coba-Coba Cuma Bertahan Dua Tahun
SMGR dapat mencatat margin keuntungan yang lebih tinggi pada tahun 2023 karena risiko fluktuasi harga batubara telah diminimalkan dengan pengamanan 100% pasokan batubaranya dengan harga DMO.
Rekomendasi : Buy
Target harga : Rp 9.200 per saham
Limartha Adhiputra, UOB Kayhian Sekuritas dalam riset 17 Maret 2023
3. PT Semen Baturaja Tbk (SMBR)
Pada semester I-2022, SMBR berhasil kembali meningkatkan pangsa pasar menjadi 33% di wilayah Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel). SMBR masih mempertahankan posisinya sebagai market leader di wilayah tersebut.
Rekomendasi : Speculative Buy
Target harga : Rp 366 per saham
Ayu Dian, Research Analyst Reliance Sekuritas
Baca Juga: BEI Gandeng Muhammadiyah untuk Kembangkan Pasar Modal Syariah
4. PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT)
Secara teknikal, pergerakan saham CMNT pada penutupan perdagangan Kamis (6/4) masih berada di atas MA60. Namun dapat dicermati dari sisi volume, di mana masih didominasi oleh tekanan jual. Pergerakan saham CMNT diperkirakan akan cenderung terkoreksi, melihat dari indicator MACD dan Stochastic yang mulai bergerak ke area netralnya.
Rekomendasi : Buy on Weakness
Target harga : Rp 945 per saham
Herditya Wicaksana, MNC Sekuritas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News