kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.360.000 0,74%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak Rekomendasi Saham dan Trading Plan dari Ajaib Sekuritas di Pekan Terakhir Juni


Senin, 24 Juni 2024 / 07:56 WIB
Simak Rekomendasi Saham dan Trading Plan dari Ajaib Sekuritas di Pekan Terakhir Juni
ILUSTRASI. Analis memperkirakan pada perdagangan 24 Juni - 28 Juni 2024 IHSG berpotensi bergerak di rentang support 6.720 dan resistance 7.000. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/17/06/2024


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melaju, mengakumulasi penguatan 145,14 poin atau melonjak 2,16% sepanjang pekan lalu. Membawa IHSG kembali menembus level 6.800, tepatnya di 6.879,97 untuk mengawali perdagangan pekan ini. 

Akselerasi IHSG sejalan dengan arus masuk dana dari investor asing ke pasar ekuitas domestik yang mencatatkan beli bersih (net buy) sebesar Rp 333,5 miliar. Secara sektoral, indeks saham sektor infrastruktur melonjak paling tinggi dengan kenaikan 5,27%, disusul oleh sektor keuangan yang menguat 2,71%.

Penguatan sektor infrastruktur terdorong oleh saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang sudah keluar dari papan pemantauan khusus atau skema perdagangan Full Call Auction (FCA). Sedangkan sektor keuangan ditopang oleh kenaikan saham big banks.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham BBCA, MTEL, JPFA dan GRIA untuk Perdagangan Senin (24/6)

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih mengamati pergerakan IHSG juga dipengaruhi oleh respons positif pelaku pasar terhadap keputusan suku bunga Bang Indonesia (BI) yang menahan BI-Rate tetap di level 6,25%. Suku bunga yang tetap mengurangi risiko likuiditas dan menjaga Net Interest Margin (NIM) perbankan.

Katalis positif lainnya, Indonesia mencatatkan surplus neraca dagang dalam 49 bulan beruntun hingga Mei 2024. Neraca dagang pada Mei 2024 tercatat surplus sebesar US$ 2,93 miliar atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang surplus US$ 2,72 miliar.

Hanya saja, Ratih mengingatkan meskipun mengalami penguatan, tapi rebound IHSG masih belum terkonfirmasi. Alasannya, suku bunga BI-Rate yang tetap pada level 6,25% dapat membawa nilai tukar rupiah semakin tertekan.

Hal ini senada dengan pemangkasan suku bunga The Fed yang berpotensi hanya dilakukan satu kali saja di akhir tahun, dibandingkan proyeksi awal sebanyak tiga kali pemangkasan. Adapun, Rupiah Jisdor turun ke level Rp 16.458 per dolar AS atau terdepresiasi 6,36% secara year to date (ytd).

"Depresiasi nilai tukar rupiah akan berdampak negatif bagi beberapa emiten dengan risiko nilai tukar yang tinggi. Misalnya, meskipun menggunakan hedging, emiten tetap harus membayar premi dan membukukan kerugian selisih kurs jika nilai tukar rupiah tidak mencapai strike price yang ditentukan," terang Ratih kepada Kontan.co.id, Minggu (23/6).

Melemahnya nilai tukar rupiah dan iklim suku bunga tinggi juga berpotensi membawa dampak negatif bagi sektor perbankan. Misalnya, minimnya likuiditas dan kualitas aset yang memburuk. Kenaikan Cost of Fund (CoF) meningkatkan expense dan menurunkan NIM. 

Sementara, kualitas aset yang menurun meningkatkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang berdampak pada profitabilitas perbankan. Kekhawatiran pada kualitas aset perbankan juga diakibatkan oleh stimulus restrukturisasi kredit Covid-19 yang telah berakhir pada Maret 2024.

Baca Juga: Penolakan FCA Makin Merebak, BEI Terbuka untuk Evaluasi Papan Pemantauan Khusus

Alasan lainnya, IHSG masih wait and see meskipun Indonesia tercatat surplus dalam 49 bulan beruntun, Namun transaksi berjalan (current account) masih tercatat defisit. Pada Kuartal I-2024 transaksi berjalan defisit US$ 2,2 miliar dan berpotensi lanjutkan defisit akibat neraca jasa dan pendapatan primer.

Di sisi lain, transisi pemerintahan yang baru untuk periode 2024 - 2029 dan menjelang Pilkada memberikan ketidakpastian politik di Indonesia. 

"Beberapa alasan tersebut membuat capital outflow dan pelaku pasar masih wait and see untuk kembali ke pasar ekuitas domestik," terang Ratih.

Pada awal Semester II-2024, Ratih menilai strategi yang dapat dilakukan oleh investor adalah wait and see. Investor dapat mempertimbangkan sektor defensif, serta sektor komoditas yang berbasis ekspor.

"Namun, jika investor memiliki posisi kas yang lebih dapat memanfaatkan buy on weakness saham big banks dengan porsi yang minim hingga rilis kinerja keuangan kuartal II-2024," ungkap Ratih.

Ratih melihat pada perdagangan 24 Juni - 28 Juni 2024 IHSG berpotensi bergerak dalam rentang support 6.720 dan resistance 7.000. Berikut trading plan dan saham pilihan dari Ajaib Sekuritas yang menarik dicermati pada perdagangan pekan terakhir Juni 2024:

1. PT Mayora Indah Tbk (MYOR)

Rekomendasi: buy 

Harga penutupan sebelumnya: Rp 2.380.

Target harga pada resistance di level Rp 2.480 Pertimbangkan support di level Rp 2.300

2. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO)

Rekomendasi: buy 

Harga penutupan sebelumnya: Rp 740

Target harga pada resistance di level Rp 780 Pertimbangkan support di level Rp 700.

3. PT XL Axiata Tbk (EXCL)

Rekomendasi: buy 

Harga penutupan sebelumnya: Rp 2.180

Target harga pada resistance di level Rp 2.300 Pertimbangkan support di level Rp 2.050.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×