Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) bakal memecah nominal sahamnya (stock split) dengan rasio 1:2. Artinya, satu saham lama akan menjadi dua saham baru.
Dalam memuluskan aksi korporasi tersebut, perseroan akan meminta persetujuan kepada pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang akan dilaksanakan pada Selasa (19/9).
Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy menilai, dengan adanya aksi korporasi efeknya biasanya positif tapi dalam jangka pendek. Kalau jangka panjang, yang lebih menentukan tentunya tetap fundamental.
"Secara fundamental, saat ini terlihat bagus karena laba terus naik dan price to book value (PBV) lebih rendah dari dua bank BUMN besar lainnya," kata Budi kepada kontan.co.id, Senin (18/9).
Baca Juga: Bakal Stock Split, Simak Rekomendasi Saham BNI (BBNI)
Asal tahu saja, dari sisi valuasi, rasio PBV BNI masih di kisaran 1,25 kali, masih jauh dibandingkan emiten perbankan lainnya yang PBV-nya sudah di atas 2 kali.
"Dengan PBV 1,25 kali, BBNI masih lebih murah dari bank-bank BUMN lainnya, sehingga prospeknya mestinya masih baik," ujar Budi.
Senior Investment Information Mirae Asset M. Nafan Aji Gusta Utama menambahkan, bahwa aksi korporasi yang akan dilakukan oleh BBNI akan berdampak positif pada harga saham dalam jangka panjang.
"Stock split juga akan mendorong kinerja market cap dari pergerakan saham BBNI, juga akan meningkatkan minat para investor ritel untuk bisa berinvestasi pada saham BBNI," ucapnya.
Investor ritel BBNI memang masih tergolong kecil, per akhir Juni 2023, komposisi pemegang saham BNI adalah 60,0% Pemerintah Negara Republik Indonesia, 26,1% investor institusi asing, 9,1% investor institusi domestik, dan 4,8% investor ritel.
Adapun Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki menilai, kinerja saham BBNI akan menarik dengan eps growth mencapai 20% di 2023F dan PBV 2023F masih di kisaran 1,2 kali lebih rendah dari BMRI BBRI dan BBCA.
"Selain itu proyeksi bisnisnya juga masih akan bagus," katanya.
Baca Juga: Bisnis Otomotif Melaju, Begini Rekomendasi Saham Astra International (ASII)
Yaki pun merekomendasikan untuk beli dengan target harga 10.650, dan bisa entry buy di level 9.200-9.300 atau buy on break di atas level 9.500.
Sebelumnya, manajemen BBNI menyebutkan tujuan dari aksi korporasi tersebut untuk meningkatkan permintaan atas saham BBNI dengan memperluas basis investor. Stock Split akan menyebabkan harga saham perseroan menjadi terjangkau bagi investor perorangan.