Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto
Menanti proyek di Subang
SSIA akan melanjutkan pembebasan lahan di Kawasan Industri Subang, Jawa Barat. Hingga September 2018, SSIA telah berhasil membebaskan lahan sekitar 1.034 hektare lahan di Subang. Kawasan yang ini direncanakan menjadi kota industri yang akan mulai dibangun pada Juli 2019.
Kawasan industri itu akan diluncurkan dengan mengusung nama Subang City of Industry pada tahun 2019. Pembebasan lahan di kawasan itu sudah dilakukan sejak tahun 2014 setelah perusahaan mendapatkan izin prinsip pengembangan kawasan industri seluas 2.000 hektare di sana.
Analis Ciptadana Sekuritas, Yasmin Soulsila menilai dengan average selling price (ASP) US$ 120 per meter persegi, proyek tersebut dapat menstimulus emiten ini. Subang City of Industry terletak sekitar 88 kilometer dari Jakarta dan 51 kilometer dari proyek unggulan baru pemerintah yakni Pelabuhan Laut Dalam Patimban.
Pelabuhan tersebut memang menjadi daya tarik Subang City of Industry. Victor menilai bahwasannya sampai saat ini proyek pemerintah itu belum juga selesai. Maka SSIA belum bisa menargetkan penjualan tinggi.
“Kota Subang diharapkan mulai menghasilkan penjualan pemasaran pada tahun 2020,” kata Yasmin dalam risetnya 22 Maret 2019. Senada ,Victor memandang Subang City of Industri belum bisa berbicara banyak tahun ini.
Asal tahu saja, sisi utara dan selatan Subang City of Industry yang dipisahkan Jalan Tol Cikopo-Palimanan, sangat potensial menjadi hub industri setelah Cikarang dan Karawang.
Tetapi, SSIA akan mengembangkan sisi selatan lebih dulu. Setelah itu, dilanjutkan dengan bagian utara yang memiliki akses menuju Pelabuhan Patimban.
Kabarnya, guna mempercepat realisasi Subang City of Industry ini, SSIA menggandeng PT Jasa Marga (Persero) Tbk untuk membangun infrastruktur pendukung dalam bentuk inisiasi Jalan Tol Subang-Patimban. Jalan tol ini akan menghubungkan kawasan industri dengan Pelabuhan Patimban.
Sebelum kawasan industri ini diluncurkan, SSIA masih mengandalkan penjualan lahan di Karawang. Sepanjang Januari-September 2018, perusahaan sudah berhasil mencatatkan penjualan 8,3 hektare ke sektor consumer good. Sampai akhir tahun, total penjualan lahan sampai dengan 12 hektare.
Victor meramal tahun ini paling sedikit SSIA dapat menjual lahan seluas 7-8 ha. Untuk itu ia merekomendasikan hold dengan target harga Rp 580 per saham sampai dengan akhir tahun.
Sementara Yasmin menyarankan beli dengan target harga Rp 680 per saham. Senada analis Indo Premier Sekuritas, Joey Faustian merekomendasikan beli dengan target harga Rp 720 sampai dengan akhir tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News