kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak rekomendasi para analis untuk saham MYTX dan IMJS


Kamis, 10 Januari 2019 / 20:20 WIB
Simak rekomendasi para analis untuk saham MYTX dan IMJS


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana untuk meningkatkan modal dasar melalui mekanisme penerbitan saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue yang dilakukan oleh PT Asia Pacific Investama Tbk (MYTX) dan PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS) tak berbuah manis.

Berdasarkan keterbukaan informasi pada lama Bursa Efek Indonesia, Kamis (9/1), hingga masa berakhir perdagangan dan pelaksanaan HMETD MYTX baru dikonversi sebesar 5,43 miliar saham. Alhasil masih ada 1,53 miliar saham yang belum dikonversi.

Padahal dalam rights issue kali ini MYTX menawarkan 6,89 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp 100 per saham. Dengan begitu MYTX berpotensi memperoleh dana sebanyak banyaknya Rp 696,67 miliar. Adapun dana hasil rights issue tersebut akan digunakan untuk membayar utang.

Berdasarkan prospektus MYTX yang dipublikasikan ke BEI (14/12), apabila saham yang ditawarkan dalam PUT III ini tidak seluruhnya diambil bagian oleh pemegang saham atau pemegang bukti HMETD, selain PT World Harvest Textile (WHT), PT Indah Jaya Investama (IJI) dan PT Prima Graha Hiburan (PGH), maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang HMETD lainnya yang melakukan pemesanan lebih besar dari haknya seperti yang tercantum dalam Sertifikat Bukti HMETD.

Jika setelah alokasi tersebut terdapat sisa Saham Baru, maka IJI sebagai Pembeli Siaga akan mengambil bagian atas sisa Saham Baru tersebut hingga jumlah saham yang dikeluarkan dalam PUT III mencapai 6,28 miliar.

Adapun jumlah maksimum saham yang akan diambil bagian oleh Pembeli Siaga adalah sebanyak-banyaknya 878,97 juta saham.

Apabila terdapat sisa saham yang tidak diambil bagian baik oleh pemegang saham maupun oleh Pembeli Siaga, maka sisa saham tersebut tidak akan diterbitkan oleh Perseroan dan disimpan dalam portepel Perseroan.

Hasil rights issue IMJS juga hanya sedikit yang menyerap. Sesuai keterbukaan informasi BEI yang dipublikasikan kemarin, dari 752,55 juta saham yang ditawarkan, baru diserap 801 saham saja. Lantas sisa yang belum dikonversi sebesar 752,54 juta saham.

Harga pelaksanaan rights issue IMJS sebesar Rp 700 per saham. Dengan begitu emiten industri keuangan non bank tersebut menargetkan mampu meraup dana sebesar Rp 526,78 miliar.

Adapun seluruh dana yang diperoleh akan digunakan untuk pembayaran utang ke bank dan memperkuat struktur permodalan entitas anak perusahaan Indomobil Finance Indonesia.

Berdasarkan prospektus IMJS yang dipublikasikan ke BEI (4/1), apabila saham yang ditawarkan dalam PUT II ini tidak seluruhnya diambil bagian oleh pemegang bukti HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih besar dari haknya secara proporsional berdasarkan atas jumlah HMETD yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pemegang saham yang meminta penambahan Efek berdasarkan Harga Pelaksanaan.

Apabila setelah di alokasi tersebut masih terdapat sisa saham yang ditawarkan, maka Pembeli Siaga yaitu PT Indomobil Sukses Internasional Tbk, akan membeli seluruh sisa saham yang tidak terjual dengan dibayar tunai pada tanggal 17 Januari 2019.

Analis Phitraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, rights issue secara tidak langsung berarti meningkatkan jumlah saham yang dimiliki untuk mempertahankan persentase kepemilikan di perusahaan tersebut.

"Alasan kurang diminati karena mungkin sebagian pemilik tidak terlalu optimis bahwa rights issue dapat memberikan perbaikan terhadap kinerja perusahaan sehingga mereka lebih memiliki mengabaikan HMETDnya. Meski resikonya adalah persentase kepemilikan di perusahaan tersebut berkurang," terangnya pada, Kamis (10/1).

Lebih lanjut Valdy bilang, opsi pendanaan masih cukup banyak. "Mungkin rights issue bisa dilakukan kembali dengan skema tambahan warran, misalnya. Sebab rights issue masih relatif lebih rendah cost-nya daripada pinjaman ke bank atau obligasi," imbuhnya.

Dari sisi saham, ia merekomendasikan untuk beli saham IMJS. "Secara teknikal, IMJS bisa trading buy di level Rp 680 per saham pada jangka menengah. Sementara, MYTX masih wait and see," paparnya.

Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki juga mengungkapkan bahwa harga teoritis saham setelah right issue tak beda jauh, jadi tak terlalu menarik investor untuk menebus jumlah saham yang ditawarkan.

"Selain itu, harga pelaksanaan rights issue IMJS misalnya, yang sebesar Rp 700 per saham lebih tinggi dari harga saham induknya saat ini Rp yang sebesar Rp 655 per saham. Ini menjadi pertimbangan lain bagi investor untuk tebus rights issue-nya," terang dia.

Yaki pun menambahkan bahwa opsi lain bagi kedua emiten agar bisa mendapat tambahan dana segar untuk memenuhi kebutuhannya adalah mencari investor baru untuk berinvestasi ke mereka.

"Atau bisa juga lewat penerbitan obligasi atau menggunakan pinjaman perbankan untuk memenuhi target dana yang manajemen butuhkan," tandas dia.

Dari sisi saham, ia merekomendasikan untuk trading dua saham tersebut. "Target harian untuk IMJS di level Rp 685 hingga Rp 700 per saham. Dan untuk MYTX di level Rp 112 hingga Rp 120 per saham," tambahnya.

Pada kesempatan yang terpisah, analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama ikut berpendapat, tujuan rights issue dua emiten tersebut mungkin dinilai kurang menarik bagi investor lantaran untuk melunasi utang.

"Alasannya karena biasanya investor lebih tertarik jika tujuan rights issue-nya untuk kebutuhan ekspansi bisnis," kata dia.

Lebih lanjut Nafan bilang, mau tidak mau investor yang telah memiliki dua saham ini harus berupaya untuk bisa mengambil semua jumlah saham yang ditawarkan. "Tapi ini bergantung pada strategi masing-masing emiten dalam menawarkan saham-sahamnya kepada investor," tuturnya.

Nafan juga menambahkan bahwa opsi lain yang bisa ditempuh untuk memenuhi target dana yang manajemen butuhkan adalah lewat private placement maupun penerbitan obligasi.

"Kalau untuk pinjaman dari bank, boleh saja asalkan masing-masing manajemen memiliki kemampuan untuk membayar utangnya," tukasnya.

Dari sisi saham, ia melihat pergerakan saham IMJS secara teknikal memiliki pergerakan yang cukup baik dan kinerja fundamentalnya juga cukup positif. "Boleh beli dengan target harga jangka menengah hingga jangka panjang di level Rp 810 per saham," imbuhnya.

Sedangkan untuk saham MYTX, Nafan menyarankan untuk wait and see. "Pergerakan harga sahamnya sangat random, sehingga saya tidak bisa menetapkan target harga saham secara absolut. Selain itu, MYTX juga memiliki kinerja fundamental yang tidak begitu baik," tutupnya.

Untuk diketahui pada akhir penutupan pasar hari ini, harga saham MYTX turun 0,99% ke level Rp 100 per saham. Sedangkan harga saham IMJS justru naik 2,34% ke level Rp 655 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×