Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Banyaknya tekanan yang masuk silih berganti membuat kinerja PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) goyang di kuartal I-2017 kemarin. Tekanan datang dari melonjaknya harga jagung dan turunya harga day old chick (DOC) akibat oversupply.
Tekanan yang datang membuat pendapatan MAIN pada kuartal I-2017 turun tipsi 2,5% menjadi Rp 1,26 triliun dibanding tahun lalu Rp 1,30 triliun. Namun untuk laba bersihnya turun signifikan sebesar 47%% menjadi Rp 24,63 miliar dari sebelumnya Rp 52,15 miliar.
Menurut analis Samuel Sekuritas, Marlene Tanumihardja penurunan kinerja MAIN itu disebabkan oleh melemahnya penjualan dan naiknya beban pokok penjualan.
Terutama akibat naiknya harga jagung lokal imbas dari ditutupnya keran impor jagung. "Hal tersebut menyebabkan tertekannya marjin laba bersih perusahaan sebesar 250 bps (qoq) dan 200 bps (yoy)," ujar Marlene 19 Mei 2017.
Sejak ditutupnya keran impor jagung dan telah lewatnya panen raya pada yang berlangsung bulan Februari dan Maret membuat harga jagung melambung tinggi ke harga Rp 4.400 - Rp 4.500 per kg, harga ini di atas harga acuan pemerintah Rp 3.150 per kg.
Analis Mirae Asset Sekuritas, Mimi Halimin bilang kenaikan harga jagung membuat penurunan pendapatan dari penjualan pakan ternak sebesar 4,5%, di mana divisi ini berkontribusi sebesar 66% terhadap total pendapatan MAIN. "Penurunan dipicu lemahnya permintaan serta penurunan average selling price (ASP)," katanya.
Kemudian analis NH Korindo Sekuritas, Joni Wintarja bilang sebelum tahun 2017 MAIN mendapat supply jagung dari impor dan dari domestik, namun setelah pemerintah memutuskan untuk menghentikan impor jagung harga jagung terus melonjak. "Padahal jagung merupakan penentu utama dari pendapatan dan margin laba," katanya.
Lebih lanjut Joni merincikan kenaikan harga jagung membuat beban pokok penjualan MAIN naik sebesar 3,7% menjadi Rp 1,1 triliun, turunya laba kotor sebesar 30,1% menjadi Rp 165,6 miliar dan turunnya marjin laba kotor menjadi 13,1% dari tahun lalu 18,2%.
Menurut Marlene Tekanan juga datang dari menurunnya harga broiler dan DOC akibat oversupply dan melemahnya permintaan. Meskipun volume permintaan bakal naik seiring dengan momentum Lebaran, namun minimnya katalis positif terutama pasca Lebaran menambah keyakinan bahwa kinerja MAIN bakal tidak menggembirakan.
Sebaliknya Mimi optimistis dengan kondisi makroekonomi yang membaik khususnya daya beli di kuartal kedua. Selain itu harga DOC juga pada April mengalami peningkatan, ini menjadi sentimen positif bagi emiten perunggasan. "Namun kami merevisi perkiraan kami mengingat margin yang lebih rendah. Kami mengurangi proyeksi laba bersih," katanya.
Lebih rinci Mimi menargetkan tahun ini MAIN bakal membukukan pendapatan sebesar Rp 5,72 triliun tumbuh 9,2% dari tahun lalu Rp 5,24 triliun. Namun untuk laba bersih Mimi menargetkan bakal turun 33% menjadi Rp 218 miliar dibanding tahun sebelumnya Rp 290 miliar.
Dengan itu Marlene merekomendasikan buy dengan target harga Rp 1.250, sedangkan Mimi merekomendasikan hold dengan target harga Rp 1.180 dan Joni merekomendasikan buy dengan target harga Rp 1.550.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News