kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45902,26   -24,47   -2.64%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak Rekomendasi Analis untuk Saham-saham Big Cap Berikut Ini


Rabu, 26 Oktober 2022 / 18:23 WIB
Simak Rekomendasi Analis untuk Saham-saham Big Cap Berikut Ini
ILUSTRASI. Reporter salah satu stasiun televisi melaporkan pergerakan IHSG di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jajaran penghuni 10 besar market cap di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mengalami pergeseran. Misalnya saja market cap saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang terus merangkak naik dan berhasil menggeser posisi saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebagai saham dengan market cap ketiga terbesar di BEI.

Hingga perdagangan Rabu (26/10), market cap saham BMRI naik 9,32% menjadi Rp 476 triliun, dari posisi September 2022 yang senilai Rp 435,43 triliun. Kenaikan market cap yang cukup tinggi lainnya dialami oleh PT Bayan Resources Tbk (BYAN) sebesar 5,89% dari posisi September 2022.

Sementara itu, kapitalisasi pasar saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) turun hingga 19,91% menjadi Rp 233,32 triliun dari posisi akhir September sebesar Rp 291,35 triliun.

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto menjelaskan, perubahan market cap menyesuaikan dengan harga saham masing-masing emiten. Ia bilang, pergerakan harga saham merupakan cerminan dari kinerja masing-masing emiten.

Baca Juga: Harga Batubara Masih Solid, Simak Rekomendasi Saham United Tractors (UNTR)

"Terjadi pergeseran rangking market cap karena pasar mengapresiasi kuatnya kinerja emiten, terutama dari sektor perbankan dan komoditas dimana labanya meningkat signifikan sepanjang tahun ini," papar Pandhu pada Kontan, Rabu (26/10).

Sementara untuk penurunan market cap saham GOTO lantaran kinerjanya dianggap belum begitu menarik dan masih membukukan kerugian, bahkan lebih besar dibanding tahun lalu.

Menurut Pandhu, faktor kinerja keuangan emiten akan berpengaruh signifikan terhadap pergerakan sahamnya, dan turut mempengaruhi market cap.

Secara kualitas, sambung Pandhu, umumnya saham dengan market cap jumbo ini memiliki fundamental yang kuat dan di atas rata-rata. Ia menuturkan, besarnya market cap juga mencerminkan kepercayaan pasar terhadap emiten tersebut. Sehingga, investor berani membayar lebih mahal yang akhirnya membuat harga saham semakin meningkat.

Secara bobot terhadap IHSG, 10 saham dengan market cap jumbo ini memiliki bobot mencapai 42% lebih terhadap IHSG dari total market cap seluruh emiten yang listing di BEI.

Ke depannya, Pandhu melihat prospek saham big cap ini memiliki potensi pertumbuhan yang cukup kuat terutama di sektor perbankan. Dimana emiten mencatat kinerja yang positif sepanjang 9 bulan pertama ini.

"Perkembangan ekonomi Indonesia yang semakin membaik menjadi pendorong kinerja perbankan, meski ke depan terdapat tantangan dari kenaikan suku bunga yang dapat membuat cost of fund tidak semurah beberapa bulan terakhir," tambah Pandhu.

Baca Juga: Marketing Sales Metropolitan Land (MTLA) Masih Tumbuh, Simak Rekomendasi Sahamnya

Selain itu, secara makro ekonomi kondisi Indonesia yang lebih baik dibanding Negara lain juga menjadi daya tarik para investor global, sehingga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih baik di masa mendatang.

Dari beberapa saham big caps, Pandhu menjagokan saham dari sektor perbankan yakni BBRI, BMRI, dan BBNI yang menjadi top picks dengan target masing-masing Rp 5.500, Rp 11.200 dan 10.500 untuk 12 bulan ke depan.

"Secara outlook positif, sehingga cukup menarik untuk dilakukan buy on weakness jika terjadi koreksi dalam waktu dekat," pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×