kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Simak rekomendasi analis untuk saham BSDE, APLN, dan TOPS


Selasa, 09 April 2019 / 18:34 WIB
Simak rekomendasi analis untuk saham BSDE, APLN, dan TOPS


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kinerja sejumlah emiten properti KOMPAS100 terpantau minus di 2018. Analis menilai lesunya harga properti disebabkan siklus properti yang belum uptrend.

Sebagai tambahan informasi, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE, anggota indeks Kompas100 ini), membukukan pendapatan yang turun 35,9% year on year (yoy) dari Rp 10,35 triliun tahun 2017 menjadi Rp 6,63 triliun tahun 2018. Begitu juga dengan laba bersih minus 73% yoy yang turun Rp 4,92 triliun pada tahun 2017 menjadi Rp 1,29 triliun pada tahun 2018.

Begitu juga penjualan dan pendapatan PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN, anggota indeks Kompas100 ini) turun hingga 28,5% yoy menjadi Rp 5,03 triliun pada tahun lalu. Di 2017 APLN masih mencatat pendapatan Rp 7,04 triliun.

Sedangkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk merosot 94,1% yoy dari Rp 1,36 triliun pada tahun 2017 menjadi Rp 79,6 miliar pada tahun 2018

Penurunan pendapatan juga dibukukan PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS, anggota indeks Kompas100 ini) yang sepanjang kuartal III sebesar 37% quarter to quarter (qtq) menjadi Rp 1,15 triliun. Laba bersih yang dicatat juga anjlok 54,3% qtq menjadi Rp 85,5 miliar dari Rp 187,3 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kepala Riset Narada Asset Management Kiswoyo Adi Joe melihat penurunan ini karena siklus properti yang sedang lesu. Menurutnya uptrend yang hadir 10 tahun sekali baru akan booming pada 2023.

“Saya rekomendasi Buy BSDE dengan harga wajar Rp 1.800 tapi untuk penyimpanan jangka panjang hingga 2021,” jelasnya.

Namun, di 2021 investor bisa melakukan transaksi jangka pendek dan menengah karena kondisi harga sudah mulai uptrend.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menjelaskan valuasi emiten menjadi murah karena saham lain yang sudah naik tinggi. “Akan datang waktunya saham properti yang bervaluasi murah akan dilirik oleh pelaku pasar,” jelas dia.

William menunjuk BSDE sebagai emiten yang paling direkomendasikan untuk Buy. “Melihat potensi dan minat masyarakat yang tinggi, BSDE punya akumulasi asing yang besar,” jelas dia.

Bagi investor yang mau melakukan transaksi saham BSDE, gunakan strategi buy on breakout 1.500. Pergerakannya masih terlihat sideways sebelum menembus resistance ini.

Untuk APLN secara teknikal masih menurun. Tapi investor dapat mencermati support terbatas di 166. Begitu juga dengan TOPS yang berada pada support 690. “Keduanya bisa dibeli di support ini atau di atasnya, yang penting support dipertahankan,” jelasnya.

Menurut William, ketiga saham ini masih layak dikoleksi jangka pendek hingga jangka menengah karena kinerja dan peluang perusahaan masih potensial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×