Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Jasa Marga Tbk (JSMR) diperkirakan masih sideways di tahun 2025. Meskipun begitu, besaran dividen yang dibagikan JSMR masih cukup menarik untuk para investor.
JSMR berencana membagikan dividen sebesar Rp 1,13 triliun atau sebesar 25% dari laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
Artinya, besaran dividen per saham (DPS) yang diperoleh pemegang saham adalah sebesar Rp 156,23 per saham. DPS pada tahun 2024 ini melonjak 312,61% dibandingkan DPS periode lalu sebesar Rp 37,86 per saham.
Dividen tersebut akan dibayarkan secara proporsional kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham pada tanggal pencatatan (recording date) 21 Mei 2025. Pembayaran dividen dijadwalkan tanggal 5 Juni mendatang.
Padahal, laba bersih JSMR di tahun 2024 menyusut 33,24% year on year (YoY) menjadi Rp 4,53 triliun, dari sebelumnya Rp 6,79 triliun pada tahun 2023.
Baca Juga: Jasa Marga Tebar Dividen Rp 1,13 Triliun
Corporate Secretary and Chief Administration Officer Jasa Marga Ari Wibowo mengatakan, langkah tersebut adalah bentuk komitmen perseroan untuk memberikan nilai tambah kepada pemegang saham atas kepercayaan yang telah diberikan selama ini.
“Ke depannya, manajemen akan mengupayakan kesinambungan pembayaran dividen melalui kebijakan yang terukur dengan tidak mengabaikan kondisi keuangan dan ekonomi ke depan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (7/5).
Investment Analyst Edvisor Profina Visindo Indy Naila mengatakan, dividen JSMR cukup menarik dengan dividend yield sekitar 3,5%-3,8%. Harga saham JSMR hari ini ada di level Rp 4.030 per saham.
“Ini tergolong menarik jika dibandingkan dengan dividend yield dari sektor infrastruktur lain,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (20/5).
Senada, Analis Investindo Nusantara Sekuritas, Pandhu Dewanto juga menilai dividend yield yang ditawarkan JSMR cukup menarik dibandingkan rata-rata dividen yield emiten lain di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Baca Juga: Laba Jasa Marga (JSMR) Naik 49,48% Sepanjang Kuartal I-2025
Namun, besaran yield tersebut belum cukup menarik jika dibandingkan dengan saham-saham dividen tinggi lain yang biasanya berada di atas 5%.
“Hal ini mungkin membuat para investor tidak terlalu banyak yang memanfaatkan momentum dividen (untuk JSMR),” ujarnya kepada Kontan, Selasa (20/5).
Prospek Kinerja
Per kuartal I 2025, JSMR mencatatkan laba bersih sebesar Rp 927,49 miliar. Realisasi tersebut meningkat hingga 49,48% dari periode yang sama tahun 2024.
Kenaikan laba itu awalnya didorong oleh peningkatan pendapatan dan EBITDA. Pendapatan JSMR naik 6,78% yoy ke Rp 6,45 triliun di akhir Maret 2025. Sementara, realisasi EBITDA Margin yang lebih baik dibandingkan dengan kuartal I tahun 2024, yaitu mencapai level 65,84%.
Indy melihat, meskipun ada perbaikan kinerja keuangan per kuartal I 2025, tetapi JSMR masih akan dihantui oleh efek suku bunga acuan bank yang masih tinggi. Sebab, hal itu menimbulkan kekhawatiran peningkatan beban keuangan ke depan.
Pergerakan saham JSMR pasca pembagian dividend juga masih akan tertekan dalam jangka pendek lantaran efek profit taking para investor.
“Investor juga masih memantau proyek-proyek JSMR ke depan. Mereka juga cenderung akan mengambil momentum profit taking saat sudah koleksi di harga bawah,” ungkapnya.
Kinerja JSMR di tahun 2025 juga masih akan bergantung pada pertumbuhan sektoral yang berkaitan dengan sentimen makroekonomi.
Namun, banyaknya long weekend di tahun ini akan membuat volume lalu lintas harian meningkat, sehingga menguatkan pendapatan JSMR sepanjang tahun.
Sebagai gambaran, Jasa Marga mencatat sebanyak 39.742 kendaraan menuju Wilayah Timur Trans Jawa melalui Gerbang Tol (GT) Cikampek Utama pada H-3 libur Hari Raya Waisak tanggal 9 Mei lalu. Angka itu naik 26,6% jika dibandingkan lalu lintas normal sebanyak 31.386 kendaraan.
Indy pun merekomendasikan hold untuk JSMR dengan target harga Rp 4.860 per saham. “Saham JSMR secara harga masih menarik untuk dikoleksi investor, karena secara valuasi masih murah sehingga bisa ada potensi rebound,” paparnya.
Senada, Pandhu pun melihat investor masih kurang yakin dengan ekspektasi kinerja JSMR di semester II 2025.
Ini disebabkan periode libur panjang yang lebih sedikit pada semester II. Kondisi itu juga disertai kenaikan tarif tol yang mungkin membuat sebagian orang akan enggan untuk bepergian lewat jalan tol dan memilih mode transportasi lain.
“Secara valuasi, saham JSMR sebenarnya masih relatif rendah, yang mana price to earning (PE) ratio berada di kisaran 8x dan price to book value (PBV) 0,5x,” paparnya.
Potensi perbaikan kinerja JSMR ditopang dari kenaikan tarif tol dan semakin banyaknya ruas tol yang beroperasi. Hanya saja, JSMR masih akan menghadapi tantangan dari potensi perlambatan ekonomi di tahun ini dan jumlah hari libur yang lebih sedikit di semester II.
Dengan outlook pertumbuhan yang relatif flat, Pandhu merekomendasikan buy on weakness untuk JSMR dengan target harga Rp 5.200 per saham.
Selanjutnya: Ride-Hailing Drivers in Indonesia Hold Protests to Demand Better Pay
Menarik Dibaca: Selandia Baru & Indonesia Berkolaborasi Hadirkan Produk Berkelanjutan di Supermarket
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News