Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) di tahun 2024 diprediksikan bakal terkena sentimen positif.
Direktur Utama Kiwoom Sekuritas Indonesia Chang-kun Shin mengatakan, kinerja sejumlah emiten CPO hingga kuartal III 2023 memang mencatatkan penurunan dari sisi penjualan maupun laba bersih.
Jika dilihat dari data GAPKI per September 2023, produksi CPO dan crude palm kernel oil (CPKO) meningkat 12% secara tahunan. Di sisi lain, konsumsi lokal mengalami penurunan sebesar 20% secara tahunan. Sedangkan, jumlah CPO yang diekspor meningkat 7% secara tahunan.
“Penurunan kinerja emiten CPO dikarenakan faktor penurunan harga CPO akibat supply meningkat tanpa diiringi permintaan yang kuat,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (3/1).
Baca Juga: Produksi Triputra Agro (TAPG) Turun Tahun Lalu, Simak Rekomendasi Sahamnya
Shin melihat, terdapat potensi sentimen positif dari harga CPO yang diprediksi meningkat pada tahun 2024 ke level MYR 4.000 per ton.
“Hal itu menjadi sentimen positif bagi emiten CPO, khususnya yang memacu bisnis penghiliran,” ungkapnya.
Meskipun saat ini tingkat produksi CPO masih lebih banyak dibandingkan permintaannya, secara prospek di tahun 2024 ada potensi untuk membaik. Hal itu terutama disebabkan jika ada permintaan dari negara negara seperti China, dan India.
“Di sisi lain, curah hujan yang masih sedikit juga bisa berpotensi menurunkan produksi CPO,” paparnya.
Shin pun merekomendasikan wait and see dulu terhadap emiten CPO. Namun, investor juga bisa melakukan trading jangka pendek untuk LSIP dan AALI dengan potensi upside 3%-5%.
“Untuk target harga, LSIP di level Rp 860 - Rp 920 per saham dan AALI di level Rp 6.800 - Rp 7.400 per saham,” tuturnya.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana merekomendasikan trading buy untuk SGRO dengan target harga Rp 2.020 - Rp 2.040 per saham.
Baca Juga: Ekspansi Mal dan Hotel Berlanjut, Analis Rekomendasi Buy Saham PWON
Untuk AALI direkomendasikan buy if break dengan target harga Rp 7.250 - Rp 7.400 per saham. Lalu, TAPG direkomendasikan speculative buy dengan target harga Rp 550 - Rp 570 per saham.
Pengamat Pasar Modal dan Founder WH Project, William Hartanto merekomendasikan beli untuk AALI dan TAPG dengan target harga masing-masing Rp 575 per saham dan Rp 7.600 per saham.
“Untuk SGRO, rekomendasinya masih wait and see,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News