Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi
Proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) juga menyatakan pertumbuhan UE berjalan pada 4,4% pada 2021, hampir sama dengan rata-rata negara maju tetapi jauh di belakang perkiraan 6,4% untuk AS. Tahun lalu PDB di UE berkontraksi pada -6,6 % dibandingkan dengan -3,5% di AS.
“Pertumbuhan ekonomi global di dukung stimulus fiskal dan moneter berpeluang mendorong bullish pada harga komoditas global. Ini yang berpotensi mendorong naiknya PDB negara berkembang karena data historis menunjukkan korelasi positif kedua hal tersebut,” papar Hans.
Sementara dari dalam negeri, International Monetary Fund (IMF) melakukan revisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 2021, dari proyeksi Januari di level 4,8% menjadi 4,3%. Untuk 2022, PDB Indonesia diperkirakan tumbuh 5,8%, lebih tinggi bila dibandingkan rerata pertumbuhan ekonomi global.
Baca Juga: Yield US Treasury kembali naik, rupiah berpotensi melemah pada Senin (12/4)
Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dan dengan bantuan dari Bank Indonesia (BI), OJK, maupun LPS, akan membawa perekonomian Indonesia di tahun 2021 tumbuh di kisaran 4,5% yoy hingga 5,3% yoy. Untuk Kuartal I Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa estimasi GDP berada di -0.5%. Hal ini terjadi akibat PPKM dan pemulihan ekonomi yang lebih lamban dari perkiraan.
Hans menambahkan, dengan tren naik di bursa Amerika Serikat, diikuti yield Treasury USA yang stabil, dan dukungan kebijakan bunga longgar The Fed serta index VIX yang rendah membuka peluang pasar Ekuitas melanjutkan kenaikan pekan ini.
Hans meramal IHSG berpeluang konsolidasi menguat di awal pekan dengan support 6.000 sampai 5.944 dan resistance di level 6.150 sampai 6.230. Ia bilang, pergerakan Indeks global akan di pengaruhi oleh laporan keuangan yang mulai keluar.
Selanjutnya: IHSG rawan koreksi pada Senin (12/4)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News