Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) masih volatil lantaran sentimen global dan domestik yang masih bervariatif.
Tengok saja, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, kinerja ekspor non minyak dan gas (migas) komoditas unggulan, termasuk CPO dan turunannya, tercatat turun pada Januari 2025.
Berdasarkan catatan KONTAN, nilai ekspor CPO dan turunannya mencapai US$ 1,44 miliar pada Januari 2025. Raihan itu turun 24,10% month to month (mtm) dan turun 16,68% secara tahunan alias year on year (yoy).
Baca Juga: Ekspor Batubara, Besi dan Baja, Serta CPO Turun pada Januari 2025
BPS menyebutkan, ekspor CPO dan turunannya turun lantaran harga komoditas tersebut mengalami penurunan. Namun, melansir Trading Economics, harga CPO naik 8,13% dalam sebulan terakhir dan naik 2,34% sejak awal tahun 2025 alias year to date (ytd).
Di tengah sentimen itu, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mengaku kinerjanya tak terlalu terdampak signifikan.
Direktur Utama Astra Agro Lestari, Santosa mengatakan, permintaan CPO untuk Hari Raya Imlek sudah banyak terpenuhi dari stok akhir tahun 2024. Hal itu yang menyebabkan harga CPO sejak akhir tahun lalu bertahan di atas.
Sementara, pasar China justru mengalami perlambatan lantaran Negeri Tirai Bambu itu tengah bersiap menghadapi libur Imlek.
Baca Juga: Harga Batubara Tertekan, Surplus Neraca Perdagangan Januari 2025 Diramal Merosot
Turunnya permintaan untuk CPO dari China bisa ditambal oleh permintaan domestik. Pendorong utamanya karena mulai efektifnya persiapan implementasi B40.
“Kinerja AALI tidak terlalu terdampak, karena perseroan menerapkan strategi oportunistik dan spot sales, dengan volume AALI yang relatif sangat kecil dibanding nasional,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (18/2).
Kinerja AALI juga tidak terdampak terlalu banyak dalam konteks dinamika permintaan dan penawaran domestik.
“Kebutuhan CPO untuk lebaran terutama lebih untuk bahan makanan retail, sehingga secara nasional tidak terlalu signifikan,” ungkapnya.
Senada, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) mengaku kinerjanya tidak terlalu terdampak dari penurunan ekspor CPO dan turunannya di bulan Januari. Sebab, seluruh penjualan minyak kelapa sawit SGRO difokuskan ke pasar domestik.
“Dengan dimulainya program B40 pada awal 2025, diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan permintaan minyak kelapa sawit, khususnya untuk pasar domestik,” ujar Head of Investor Relation SGRO, Stefanus Darmagiri, kepada Kontan, Selasa (18/2).
Baca Juga: Bursa Saham Jeblok, Nilai Kekayaan Taipan Ikut Anjlok
Menurut Stefanus, secara musiman menjelang Ramadan dan Idul Fitri, volume permintaan CPO dunia cenderung meningkat jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.
“Hal ini disebabkan oleh terjadinya peningkatan konsumsi minyak goreng menjelang Ramadan hingga Lebaran, khususnya di negara-negara, seperti Indonesia, Malaysia serta Pakistan,” paparnya.
Di tahun 2025, SGRO pun menargetkan terjadi perbaikan produksi tandan buah segar (TBS) dari kebun inti perseroan sebesar 5%-8% yoy.
Senior Investment Information Mirae Asset, Adityo Nugroho melihat, biasanya hari-hari raya keagamaan memang menjadi katalis positif bagi sektor CPO seiring terjadinya kenaikan permintaan.
Terkait kembali naiknya harga CPO sejak kuartal IV tahun 2024, semestinya hal itu juga akan berdampak positif pada kinerja emiten-emiten terkait.
“Namun, masih perlu konfirmasi pada laporan keuangan tahun 2024 nanti seperti apa,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (18/2).
Baca Juga: Surplus Neraca Dagang di Bulan Januari 2025 Bakal Menurun
Terkait harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) sawit, biasanya mengacu kepada harga CPO benchmark seperti yang di Bursa Malaysia.
“Sehingga, ASP CPO para emiten akan selalu bergantung harga global yang lebih terdampak faktor permintaan musiman dan juga faktor cuaca,” ungkapnya.
Pergerakan saham emiten CPO juga masih beragam. Sejumlah emiten mencatatkan kenaikan harga saham. Misalnya, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) terbang 46,15% ytd.
Lalu, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) kinerja sahamnya naik 9,09% ytd. PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) sahamnya naik 2,61% ytd. Kinerja saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) juga naik 1,03% ytd.
Berbanding terbalik, ada juga emiten yang sahamnya memerah sejak awal tahun 2025. Saham AALI turun 5,65% ytd. Saham PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) juga turun 1,58% ytd.
Sementara, saham SGRO tidak bergerak sejak awal tahun 2025.
Menurut Adityo, pergerakan saham emiten CPO ke depan masih belum dapat dipastikan. Namun, adanya hari-hari raya keagamaan memberikan ekspektasi kenaikan permintaan untuk produk CPO yang bisa mengerek harga komoditas itu.
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Emiten yang Memiliki Obligasi Jatuh Tempo di Bulan Ini
“Hal itu lah yang sebenarnya yang membuat orang berekspektasi bahwa harga saham-saham emiten CPO bisa naik,” tuturnya.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo melihat, kinerja emiten sawit ke depan masih bisa tumbuh positif.
Hal ini didorong dengan peningkatan permintaan di dalam negeri, seperti adanya kebijakan B40, serta adanya momentum Ramadan dan lebaran yang mendorong permintaan produk turunan CPO.
Di sisi lain, harga CPO global juga masih menunjukan kenaikan dan hal ini bisa berdampak positif bagi kinerja emiten sawit.
“Adanya penurunan levy (tarif pungutan) CPO juga bisa berdampak positif bagi raihan laba para emiten,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (18/2).
Saat ini, kinerja saham CPO memang masih belum menunjukkan perbaikan. Hal ini lantaran belum terlihatnya perbaikan secara kinerja keuangan.
Baca Juga: Menghitung Ulang Dampak Cukai MBDK ke Laba Bersih serta Saham ICBP, CMRY dan MYOR
“Namun, masih ada katalis positif bagi emiten CPO yang membuat prospek ke depannya membaik,” ungkapnya.
Azis pun merekomendasikan hold untuk SSMS dengan target harga Rp 2.100 per saham.
Selanjutnya: Kadin Indonesia Ungkap Akses Pasar Jadi Poin Penting Kelola Tambang oleh Koperasi
Menarik Dibaca: Promo Harga Geledek dari tiket.com, Diskon hingga 50%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News