Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Yudho Winarto
Ia mencatat, laba bersih beberapa emiten perbankan BUMN hingga kuartal III 2024 masih tumbuh solid:
- BMRI: Rp 42 triliun (+7,56% YoY), saham naik 4,55% YTD.
- PGAS: US$ 263,38 juta (+32,69% YoY), saham naik 29,65% YTD.
- BBRI: Rp 45,36 triliun (+2,59% YoY), namun saham turun 24,02% YTD.
- BBNI: Rp 16,3 triliun (+3,5% YoY), saham turun 9,4% YTD.
- TLKM: Rp 32,45 triliun (-7,24% YoY), saham anjlok 34,43% YTD.
Baca Juga: IHSG Melemah ke 7.134 pada Senin (18/11), Jual Bersih Asing Hampir Rp 1 Triliun
Namun, menurutnya, tekanan pada TLKM berasal dari kerugian investasi di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), meskipun fundamentalnya tetap solid.
Head of Research Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas menyebut tantangan utama program ini adalah koordinasi, logistik, dan kualitas makanan.
“BBRI, BBNI, dan BMRI krusial dalam penyediaan pendanaan dan pengelolaan keuangan program. Sementara TLKM mendukung teknologi untuk manajemen data penerima manfaat,” jelas Sukarno.
Peran PGAS dinilai penting untuk menyediakan energi memasak, terutama di daerah yang belum terjangkau jaringan gas.
Rekomendasi Saham
Mengenai prospek saham, Nafan merekomendasikan accumulative buy untuk BBNI (Rp 5.250), BBRI (Rp 4.860), BMRI (Rp 6.525), dan TLKM (Rp 2.750).
Senada, Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Fath Aliansyah merekomendasikan buy saham perbankan BUMN, terutama BBRI (Rp 5.400), BBNI (Rp 6.100), dan BMRI (Rp 8.000).
“Investor disarankan membeli secara bertahap, terutama pada saham bluechip yang terkoreksi,” tutur Fath.
Selanjutnya: Pemerintah Bebaskan PPnBM Impor Mobil Listrik, Begini Pengaruhnya bagi Pasar Otomotif
Menarik Dibaca: Universitas Ciputra Ajak Mahasiswa Ikut Pameran SIAL Interfood 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News