kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.260.000   -26.000   -1,14%
  • USD/IDR 16.735   13,00   0,08%
  • IDX 8.319   76,61   0,93%
  • KOMPAS100 1.160   10,25   0,89%
  • LQ45 847   5,05   0,60%
  • ISSI 287   1,55   0,54%
  • IDX30 445   4,14   0,94%
  • IDXHIDIV20 511   0,49   0,10%
  • IDX80 130   1,17   0,90%
  • IDXV30 136   0,08   0,06%
  • IDXQ30 142   0,93   0,66%

Simak Prospek Emiten Menara Pasca Rilis Kinerja Kuartal III-2025


Rabu, 05 November 2025 / 16:02 WIB
Simak Prospek Emiten Menara Pasca Rilis Kinerja Kuartal III-2025
ILUSTRASI. Kinerja emiten menara telekomunikasi hingga kuartal III-2025 bervariasi. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) menjadi emiten dengan pertumbuhan yang paling solid.. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/rwa.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten menara telekomunikasi hingga kuartal III-2025 bervariasi. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) menjadi emiten dengan pertumbuhan yang paling solid.

Melansir laporan keuangan per September 2025, TOWR meraup pendapatan Rp 9,68 triliun. Ini tumbuh 2,52% secara tahunan atau year on year (YoY) dari Rp 9,44 triliun.

Emiten penyedia infrastruktur dari Grup Djarum ini membukukan laba bersih sebesar Rp 2,55 triliun selama periode Januari–September 2025 atau tumbuh 4,41% YoY.

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) sebenarnya berhasil mencetak pertumbuhan pendapatan. TBIG meraup pendapatan sebesar Rp 5,16 triliun atau naik 0,70% YoY.

Baca Juga: Ada Frekuensi 1,4 GHz, Begini Dampaknya ke Emiten Menara Telekomunikasi

Namun sisi bottom line TBIG mengalami tekanan. Di mana, laba bersih TBIG turun 5,06% secara tahunan menjadi Rp 1,1 triliun per September 2025 dari Rp 1,16 triliun per September 2024.

Chief Executive Officer Tower Bersama Infrastructure Hardi Wijaya menjelaskan secara operasional, TBIG memiliki 42.771 penyewaan dan 24.318 sites telekomunikasi per 30 September 2025.

“Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 42.662, maka rasio kolokasi kami mencapai 1,76 kali,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Rabu (5/11/2025).

Hardi menuturkan sebenarnya penambahan penyewaan bersih TBIG di periode Juli–September 2025 lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya. Ini tidak lepas dari pengaruh konsolidasi operator.

“Terutama disebabkan oleh tidak diperpanjangnya beberapa sewa yang akan berakhir oleh XLSmart, seiring dengan penyesuaian jaringan mereka setelah merger,” jelasnya.

Di sisi lain, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel mampu menjaga pertumbuhan laba bersih meski secara pendapatan menurun selama periode Januari–September 2025.

Baca Juga: Solusi Sinergi (WIFI) Rambah 3 Lini Bisnis Baru, Begini Rekomendasi Sahamnya

MTEL mengantongi pendapatan sebesar Rp 6,88 triliun, yang turun 0,16% secara tahunan. Sementara, laba bersih Mitratel berhasil tumbuh 0,61% secara tahunan menjadi Rp 1,54 triliun.

Equity Research Indo Premier Sekuritas Aurelia Barus dan Belva Monica menghitung, EBITDA sektor menara pada kuartal III-2025 tercatat Rp 6,1 triliun atau stagnan dibandingkan kuartal sebelumnya.

Di periode Januari–September 2025, total EBITDA sektor menara mencapai Rp 18,3 triliun atau tumbuh sekitar 1% YoY. Ini sejalan dengan proyeksi Indo Premier Sekuritas, tetapi di bawah konsensus.

Aurelia dan Belva mencermati kinerja MTEL didorong oleh pesanan baru dari XLSmart pasca merger, sedangkan tambahan rendah TBIG disebabkan oleh tidak diperpanjangnya kontrak XLSmart.

“Sementara itu, TOWR mencatat permintaan yang lemah sebagai alasan stagnasi penambahan penyewa,” tulisnya dalam riset yang dirilis pada Rabu (5/11/2025).

Namun mereka mencermati, rata-rata tarif sewa TOWR dan TBIG masih relatif stabil. Sedangkan, tarif MTEL turun signifikan sebesar 4% YoY karena adanya kontrak masa percobaan untuk pesanan besar baru.

Baca Juga: Menang Lelang Frekuensi 1,4 GHz, WIFI Bakal Gaet Dua Emiten Menara Telekomunikasi Ini

Lebih lanjut, Indo Premier Sekuritas mengerek peringkat sektor menara telekomunikasi menjadi overweight dari sebelumnya netral. Saham jagoannya jatuh pada MTEL dengan rekomendasi beli.

Namun Indo Premier Sekuritas juga menaikkan rekomendasi TOWR dari hold menjadi beli. Sementara untuk TBIG, Aurelia dan Belva tetap mempertahankan rekomendasi hold.

“Sektor menara juga berpotensi mendapat keuntungan dari ekspansi layanan fixed broadband terkait dengan program internet rakyat yang cepat dan merata, penurunan biaya bunga, serta pengurangan utang,” katanya.

Selanjutnya: Ramalan Zodiak Karier dan Keuangan Besok Kamis 6 November 2025: Ada Peluang Besar!

Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Karier dan Keuangan Besok Kamis 6 November 2025: Ada Peluang Besar!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×