Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja pasar saham Indonesia diprediksi masih bersinar di tahun 2024. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menghijau pada perdagangan Jumat (22/12).
IHSG naik 0,39% atau 27,90 poin ke 7.237 hingga akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini. Dengan level IHSG yang sudah mencapai level di atas 7.200, bagaimana kinerjanya di tahun 2024?
Analis Phillip Sekuritas Helen Vincentia melihat, IHSG masih bisa bergerak positif di tahun depan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG di tahun 2024 antara lain adalah kebijakan suku bunga The Fed yang diprediksi tak terlalu agresif.
“Bank sentral Amerika Serikat (AS) ini diproyeksikan akan mulai menurunkan suku bunga acuan di tahun 2024. Selain itu, rilis data ekonomi global juga akan mempengaruhi,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (22/12).
Baca Juga: Mitratel Rajin Melakukan Akuisisi dan Menekuni Bisnis Baru
Dengan sentimen di atas, Helen memproyeksikan, IHSG akan bergerak naik ke level 7.789 pada tahun 2024. Sementara, sektor yang akan berkinerja baik di tahun 2024 adalah sektor perindustrian dan real estat. Hal itu didorong oleh kebijakan suku bunga The Fed yang mulai melandai.
“Saham pilihan kami adalah JSMR, IPCC, BIRD, dan CTRA,” ungkap Helen.
Tim Equity Research BRI Danareksa juga memiliki opini dengan nada positif terkait kinerja pasar saham Indonesia di tahun 2024. Pertumbuhan laba per saham atawa earning per share (EPS) sebesar 5%/7% pada tahun 2024-2025.
Namun, Tim Equity Research BRI Danareksa memperkirakan pertumbuhan sektor perbankan akan melambat, sejalan dengan tren historis selama tahun pemilu. Namun, kinerja pertumbuhan bisa lebih baik untuk sektor Telekomunikasi, yaitu naik 12% secara tahunan.
Baca Juga: IHSG Naik 0,39% ke 7.237 Pada Jumat (22/12), MDKA, MAPI, SMGR Top Gainers LQ45
“Kami melihat adanya peningkatan dalam pertumbuhan pendapatan perusahaan-perusahaan Telekomunikasi hingga tahun 2025 karena pinjaman bank dan pertumbuhan pendapatan akan kembali meningkat pasca-pemilu,” ujar Analis BRI Danareksa Sekuritas Erindra Krisnawan dalam riset BRI Danareksa tertanggal 5 Desember 2023.
Meskipun daya beli masih lemah dan likuiditas masih ketat di kuartal IV 2023, Erindra melihat, konsumsi domestik di tahun 2024 masih terlindung dari belanja pemilu, khususnya di semester I 2024.
Lalu, bantuan sosial bisa naik 12% secara tahunan dan ada ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk mendukung likuiditas melalui kebijakan makroprudensial.
Prospek pertumbuhan domestik setelah tahun 2024 akan didukung oleh belanja pemerintah yang lebih tinggi, yang diperkirakan akan menjadi kebijakan pada masa jabatan pertama pemerintahan baru.
Baca Juga: BNI Sekuritas Market Outlook 2024: Prospek dan Tantangan Pasar Keuangan Indonesia
Sebab, para calon presiden menargetkan pertumbuhan PDB lebih dari 5,5% dengan prioritas strategis pada bidang sosial dan pendidikan, serta pertumbuhan sektor manufaktur melalui hilirisasi.
Meskipun pasar kini memperkirakan adanya penurunan suku bunga setidaknya pada kuartal I 2024, Erindra berpandangan, pemulihan harga komoditas dan pasar negara berkembang masih diliputi oleh ketidakpastian di AS dan Tiongkok, serta skenario pertumbuhan ekonomi.
“Akibatnya, beberapa saham emiten logam Indonesia yang bahkan punya proyek kredibel masih memiliki asumsi margin dan harga yang pesimistis,” tuturnya.
Erindra memproyeksikan, IHSG bisa meningkat ke level 7.830 pada tahun 2024, naik 12% dari target IHSG di tahun 2023. Target bearish IHSG ada di level 7.520 dan bullish ada di 8.240 pada tahun 2024.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 7.240 di Akhir Sesi Pertama, MDKA, MAPI, SMGR Jadi Top Gainers LQ45
Sektor utama pendorong kinerja IHSG di tahun 2024 adalah perbankan, telekomunikasi dan menara telekomunikasi, konsumer, rokok, kesehatan, logam, teknologi/ecommerce, dan batubara.
Terkait saham rekomendasi, Erindra merekomendasikan beli untuk BBCA dan BMRI dengan target harga masing-masing Rp 12.100 per saham dan Rp 7.300 per saham.
Meskipun prospek komoditas dari atas ke bawah masih belum pasti, Erindra merekomendasikan beli untuk MBMA dan NCKL dengan target harga masing-masing Rp 970 per saham dan Rp 1.400 per saham.
Dari sektor lain, investor bisa memperhatikan saham ICBP dengan target harga Rp 13.000 per saham, MYOR Rp 3.500 per saham, HEAL Rp 1.800 per saham, dan ISAT Rp 11.100 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News