Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun ini akan ditutup kurang dari dua minggu ke depan. Selama jangka waktu tersebut, pelemahan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih menjadi pemberat utama langkah IHSG.
Yuganur Wijanarko, Senior Research HD Capital bilang, sentimen itu akan menguji level low IHSG dalam lima bulan terakhir di level 4.100 pada perdagangan awal pekan ini. Diperkirakan, indeks akan bergerak di kisaran support 3.980-4.100 dan resistance 4.314-4.480.
"Jadi, investor disarankan buy on weakness bila mendapati keadaan oversold atas saham BBRI, UNVR, MLPL, dan MNCN," ujar Yuganur, (16/12).
Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities menjelaskan, meski sudah mulai resisten, tapi isu terkait tapering off oleh The Fed tidak benar-benar dilupakan oleh pasar. Apalagi, banyak yang beranggapan jika tapering akan menjadi hasil rapat The Fed yang bakal diselenggarakan tidak lama lagi.
Seperti lingkaran dalam lingkaran, isu itu membuat pelaku pasar memilih untuk mencari dollar AS dan membuang rupiah. Hal ini membuat rupiah semakin tertekan yang pada akhirnya juga menjadi sentimen negatif yang memberatkan langkah IHSG.
"Bahkan, sentimen positif terkait capex emiten yang lebih besae tahun depan tidak mampu meringankan langkah IHSG," tandas Reza.
Dia memperkirakan, indeks akan bergerak di kisaran support 4.150-4.165 dan resistance 4.198-4.215. Adapun rekomendasi sahamnya adalah, LPKR, TBIG, MYRX, PWON, dan BMRI.
Reza menambahkan, indeks semakin menunjukan pelemahannya dengan berakhir di bawah kisaran target support. "Belum adanya tanda-tanda kebangkitan membuat IHSG terperangkap di zona negatif," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News