kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Simak Arah IHSG dan Rekomendasi Saham Pilihan di Pekan FOMC The Fed & RDG BI


Minggu, 17 September 2023 / 15:50 WIB
Simak Arah IHSG dan Rekomendasi Saham Pilihan di Pekan FOMC The Fed & RDG BI
ILUSTRASI. Pekerja membersihkan lantai di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Tribunnews/Jeprima


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

Sementara itu, Ika menyoroti aliran dana dari investor asing (foreign flow) yang masih fluktuatif. Membuat IHSG masih fluktuasi mendekati level 7.000. Ika memperkirakan, pada bulan September ini IHSG akan bergerak konsolidasi di level 6.920 - 7.020.

Sedangkan Praska memprediksi jika suku bunga BI dan The Fed tetap, maka IHSG berpeluang melanjutkan penguatan ke level 7.050 - 7.060. Skenario lainnya, jika FFR naik namun BI7DRR tetap, maka IHSG berpotensi mengalami koreksi jangka pendek dengan kisaran 6.850 - 6.915.

Dalam skenario tersebut, Praska menyoroti potensi selisih suku bunga acuan BI dan The Fed yang semakin menyempit, bahkan bisa nyaris 0%.

"Efek spread yang menipis bahkan mendekati 0% bisa memberikan tekanan pada kurs rupiah/dolar AS," kata Praska.

Strategi Investasi & Saham Pilihan

Dengan potensi spread suku bunga acuan BI dan The Fed yang semakin sempit, Guntur menyoroti dampaknya terhadap pasar modal. Kondisi ini dapat membuat obligasi menjadi alternatif yang lebih menarik bagi investor yang mencari pendapatan tetap.

Strategi investasi yang bisa dipertimbangkan oleh pelaku pasar adalah diversifikasi portofolio dengan mengalokasikan sebagian aset ke instrumen investasi yang lebih stabil, seperti obligasi.

"Serta mempertimbangkan saham-saham dengan potensi pertumbuhan kuat di tengah kondisi suku bunga tinggi," ujar Guntur.

Di era suku bunga yang masih pada level tinggi, pelaku pasar bisa melakukan rotasi sektor. Menurut Ika, kondisi ini membuat saham teknologi belum menarik. Sehingga pelaku pasar bisa melirik saham yang tidak bergantung pada fluktuasi suku bunga seperti di sektor retail.

Selain itu, bisa memanfaatkan momentum kenaikan harga jual rata-rata komoditas dengan melirik saham terkait. Ika pun merekomendasikan hold untuk saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT). Rekomendasi lainnya, trading buy saham PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) dan PT Indosat Tbk (ISAT).

Nico menjagokan saham BRPT, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), dan PT United Tractors Tbk (UNTR) dengan target harga masing-masing di Rp 1.550, Rp 9.750 dan Rp 29.725. Pelaku pasar bisa mempertimbangkan taking profit untuk saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).

Sedangkan Praska menyarankan akumulasi buy atau buy on weakness pada saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Astra International Tbk (ASII), PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×