Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Meski begitu, berbagai sentimen yang mengiringi pasar berpotensi membuat IHSG di November mengalami pelemahan terbatas dengan menguji level support 6.560 - 6.900. Lagi pula, secara historis sejak 2013 IHSG melemah tujuh kali di bulan November dengan rata-rata penurunan 0,19%.
Sedangkan Grandly menyoroti empat faktor yang bakal memengaruhi arah IHSG di bulan November. Meliputi perkembangan inflasi dalam negeri, pertumbuhan ekonomi domestik, arah suku bunga acuan AS, serta tingkat inflasi di Negeri Paman Sam.
Prediksi Grandly, IHSG masih sulit kembali ke level 7.000 pada bulan November. Namun, dengan posisi IHSG yang sudah ambles cukup dalam, Grandly melihat kemungkinan terjadinya teknikal rebound pada bulan November. Hitungan dia, support IHSG ada di 6.565 dan resistance pada area 6.835.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,24% ke Level 6.752 Selasa (31/10), Simak Rekomendasi Analis
Ika turut memprediksi ada peluang penguatan bagi IHSG meski masih terbatas, dengan laju di antara support 6.700 dan resistance 7.050. "Menjelang penutupan akhir tahun sepertinya mulai ada pemulihan bagi pasar keuangan Indonesia," kata Ika.
Respons pemerintah dan otoritas dari sisi moneter & fiskal, serta rilis kinerja emiten kuartal III yang rata-rata masih sesuai ekspektasi bakal menjadi angin segar. Efek tahun politik juga diharapkan bisa membuat ekonomi dan daya beli masyarakat tumbuh.
Dengan pertimbangan itu, Ika pun masih optimistis IHSG dapat menguat di akhir tahun dengan level penutupan di atas 7.000. Mengantisipasi situasi ini, Ika menilai saham empat big bank (BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI) masih layak koleksi, apalagi usai mengalami downtrend jangka menengah.
Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Selasa 31 Oktober 2023, Cek Daftarnya di Sini
Selain empat big bank, Ika menjagokan saham BNGA, SILO, BSDE, WIIM, MYOR, dan TUGU. Grandly sepakat, pada bulan November saham perbankan seperti BBRI dan BBNI layak dilirik sebagai pilihan investasi.
Dari sektor consumer non-cyclicals, pelaku pasar bisa mengoleksi INDF dan ICBP. Di sekor infrastruktur, Grandly merekomendasikan saham TLKM dan JSMR. Lalu pada saham energi terbarukan, pelaku pasar bisa melirik PGEO.
Sedangkan Cheril menyodorkan tiga saham pilihan, yakni AKRA dengan target harga (TP) Rp 1.600 dan stoploss (SL) Rp 1.400. Saham pilihan lainnya adalah TPIA dengan TP di Rp 3.200 dan SL Rp 2.500, serta saham CTRA dengan TP di Rp 1.200 dan SL jika tembus Rp 1.050.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News