kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Simak Arah IHSG dan Rekomendasi Saham Pilihan di Pekan FOMC The Fed & RDG BI


Minggu, 17 September 2023 / 15:50 WIB
Simak Arah IHSG dan Rekomendasi Saham Pilihan di Pekan FOMC The Fed & RDG BI
ILUSTRASI. Pekerja membersihkan lantai di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Tribunnews/Jeprima


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku pasar akan mencermati arah suku bunga acuan dari The Fed dan Bank Indonesia (BI). Keputusan dari dua bank sentral itu diprediksi bakal menjadi katalis penting yang turut menentukan arah pasar saham.

The Fed akan menggelar rapat terlebih dulu. Bank sentral Amerika Serikat (AS) itu mengadakan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 19 - 20 September 2023. Sedangkan jadwal Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI berlangsung pada 20 - 21 September 2023.

Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro memprediksi The Fed akan menahan suku bunga acuan di level 5,25% - 5,50% dalam FOMC bulan ini. Pelaku pasar mengekspektasikan The Fed masih mempertahankan Fed Fund rate (FFR) dengan probabilitas 98%.

"Ekspektasi ini dilandasi oleh beberapa statement dari pejabat The Fed yang menyatakan untuk kenaikan di September ini belum terlalu diperlukan. Inflasi inti juga mulai turun lebih cepat dibanding bulan-bulan sebelumnya," terang Nico kepada Kontan.co.id, Minggu (17/9).

Baca Juga: IHSG Terus Menguji Level 7.000, Cermati Saham-Saham Andalan Analis

CEO Edvisor Profina Visindo Praska Putrantyo turut memprediksi suku bunga The Fed masih stabil pada FOMC bulan ini. Laju inflasi di AS pada bulan Agustus memang tercatat naik menjadi 3,7%, di atas ekspektasi pada level 3,5%. Tapi inflasi inti relatif melambat ke posisi 4,3% dari 4,7% pada bulan Juli.

"Tren indeks manufaktur dan jasa PMI yang melambat per Agustus 2023 juga diperkirakan menjadi salah satu pertimbangan untuk mempertahankan The Fed Rate stabil," kata Praska.

Sekalipun masih bertahan di bulan ini, tapi Research Analyst Erdikha Elit Sekuritas Ika Baby Fransiska mengingatkan kebijakan suku bunga The Fed masih tetap ketat. Mempertimbangkan tingkat inflasi AS yang belum mencapai target 2%, ditambah tekanan dari kenaikan harga komoditas, terutama minyak bumi.

Dengan potensi sikap The Fed yang masih hawkish, Ika memperkirakan BI masih akan mempertahankan tingkat suku bunga acuannya. Menurut Ika, BI perlu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang berpotensi terdepresiasi.

Nico turut memperkirakan masih tidak ada perubahan suku bunga pada RDG BI kali ini. BI diprediksi tetap konsisten pada kebijakan moneter yang telah dijalankan sebelumnya, sembari memonitor dinamika pasar serta kebijakan moneter AS dan pergerakan rupiah terhadap dolar AS.

Praska sepakat, BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) akan stabil di level 5,75%. Kurs rupiah masih terjaga di bawah Rp 15.500 per dolar AS, meski tampak dalam tren melemah pada satu bulan terakhir. Pertimbangan lainnya, surplus neraca perdagangan di atas konsensus, indeks manufaktur masih di atas level 50, serta penyaluran pertumbuhan kredit yang mulai pulih.

Arah IHSG ke Level 7.000

CEO Pinnacle Investment Indonesia Guntur Putra mengingatkan pergerakan pasar yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan dipengaruhi sejumlah faktor. Salah satunya adalah kebijakan suku bunga.

Jika The Fed dan BI memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuannya, maka bisa membawa dorongan positif pada pasar saham. Namun jika suku bunga naik, hal ini dapat memicu ketidakpastian dan tekanan jual sejenak di pasar saham.

Baca Juga: IHSG Kembali Menguji Level 7.000, Analis Jagokan Sejumlah Saham Ini

IHSG sendiri kini sedang parkir di area 6.982,79. Meski masih malu-malu menyentuh level psikologis 7.000, IHSG berhasil menguat 0,84% sepanjang pekan lalu. Pada perdagangan Jum'at (15/9), IHSG sempat menjamah level 7.011,87 sebagai titik tertinggi intraday.

Dalam skenario kebijakan BI dan The Fed tetap atau sesuai konsensus, Nico melihat IHSG bisa terpapar katalis positif dengan risiko kenaikan suku bunga yang mereda. Namun jika tidak sesuai ekspektasi, terutama The Fed yang mengambil langkah hawkish, maka kenaikan suku bunga akan memicu sentimen negatif untuk pasar.

Hitungan Nico, IHSG berpotensi bergerak pada rentang support 6.925 dan resistance 7.045 dalam sepekan ke depan.

"Untuk akhir September diprediksi dapat tembus ke level atas psikologis 7.000. Jika sentimen yang hadir di pasar sesuai dengan ekspektasi yang muncul sebelumnya," tegas Nico.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×