kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.849   63,00   0,40%
  • IDX 7.162   0,64   0,01%
  • KOMPAS100 1.096   2,00   0,18%
  • LQ45 871   -0,64   -0,07%
  • ISSI 217   0,83   0,38%
  • IDX30 445   -1,15   -0,26%
  • IDXHIDIV20 538   -2,37   -0,44%
  • IDX80 126   0,23   0,18%
  • IDXV30 135   -0,38   -0,28%
  • IDXQ30 148   -0,60   -0,40%

Silakan Cermati, Berikut 3 Saham Rekomendasi IPOT untuk Trading Pekan Ini


Senin, 22 Januari 2024 / 15:01 WIB
Silakan Cermati, Berikut 3 Saham Rekomendasi IPOT untuk Trading Pekan Ini
ILUSTRASI. Suasana main hall?Bursa Efek Indonesia (BEI)?di Jakarta. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir pekan lalu Jumat (19/1) ditutup di level 7.227 atau turun 0,2% dalam seminggu.


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir pekan lalu Jumat (19/1) ditutup di level 7.227 atau turun 0,2% dalam seminggu.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Dimas Krisna Ramadhani menilai, IHSG saat ini sedang sedang membuat tren baru dengan konsolidasi rentang support 7.180 dan resistance 7.280. 

"Pada minggu lalu ada tiga sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG yakni suku bunga Bank Indonesia dan persetujuan anggaran pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk 2024 dan kenaikan US Treasury Yield yang kembali di atas 4%," kata Dimas dalam keterangan resminya, Senin (22/1).

Terkait sentimen suku bunga BI, pada Rabu pekan lalu, BI memutuskan mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 6%. Hal ini konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability, yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah serta sebagai langkah untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5% pada 2024.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham ANTM, INCO, hingga MBMA di Tengah Tekanan Harga Nikel

Sentimen kedua terkait persetujuan anggaran pemerintah AS untuk 2024. Pada Jumat lalu pemerintah dan DPR AS menyetujui anggaran pemerintah AS untuk tahun 2024 yang mencegah terjadinya government shutdown

Hal ini membuat ketiga indeks utama di bursa saham Wall Street kompak ditutup naik signifikan pada Jumat pekan lalu, dan membuat indeks S&P 500 dan Dow Jones mencetak level tertingginya.

Kenaikan imbal hasil 10 years US Treasury ini terjadi setelah data ekonomi AS yang kuat setelah rilisnya data penjualan ritel AS untuk bulan Desember yang berada di level 0,6% MoM atau naik 0,3% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. 

"Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi The Fed untuk bisa mencapai target inflasi di level 2%, sehingga menciptakan ketidakpastian yang lebih tinggi bagi pelaku pasar," kata Dimas.

Selain itu, mengenai sentimen di minggu ini, Dimas mengatakan ada tiga sentimen yang wajib diperhatikan para trader yakni indeks harga belanja personal inti bulanan AS, data tenaga kerja mingguan AS dan aliran dana asing ke IHSG.

"Berdasarkan konsensusnya kalau Indeks Harga Belanja Personal Inti bulanan AS (Core PCE) akan berada di level 0,2% atau naik dari bulan sebelumnya yang berada di level 0,1%. Indikator ini yang digunakan oleh The Fed dalam mendapatkan gambaran inflasi yang terjadi disana dan memengaruhi keputusan suku bunga yang akan dilakukan oleh The Fed di bulan ini," lanjut dia.

Terkait sentimen data tenaga kerja mingguan AS, pada Kamis (25/1) data tenaga kerja mingguan AS akan rilis dan berdasarkan konsensusnya kalau AS akan mencatatkan penambahan tenaga kerja sebesar 200.000 atau meningkat dari minggu sebelumnya yang mencatatkan kenaikan tenaga kerja sebesar 187.000.

"Data ini juga sering digunakan The Fed dalam mempertimbangkan arah kebijakan suku bunganya. Apabila tenaga kerja terus mengalami pertumbuhan maka kondisi ekonomi AS berada dalam kondisi yang baik. Di sisi lain, hal ini memicu kekhawatiran bagi The Fed kalau mereka tidak dapat mencapai target inflasi 2% di 2024," sebut Dimas.

Sementara itu terkait sentimen aliran dana asing ke IHSG, lanjut Dimas, apabila asing kembali mencatatkan pembelian ke saham-saham penting IHSG (big banks dan blue chip) maka semakin menimbulkan optimistis bagi pelaku pasar untuk 2024 ini. 

"Kenaikan harga saham blue chip seperti big banks dapat terjadi seiring dengan akumulasi pembelian yang dilakukan oleh investor asing. Apabila aliran dana asing masih akan terjadi hingga beberapa waktu ke depan, kita bisa mengharapkan kenaikan IHSG dapat terjadi lagi dan membentuk level tertinggi barunya dalam beberapa bulan ke depan," katanya.

Baca Juga: Prospek Saham Manufaktur Tahun Ini Membaik, Simak Saham Pilihan Analils

Berkaca pada data ekonomi dan sentimen di atas, Indo Premier Sekuritas merekomendasikan tiga saham untuk trading pada minggu ini hingga Jumat, 26 Januari 2024. Tiga saham tersebut adalah sebagai berikut:

1. Buy pada saham BRIS (support 2.010 dan resistance 2.200)

2. Buy pada saham BBTN (support 1.355 dan resistance 1.450)

3. Buy pada saham ICBP (support 11.550 dan resistance 12.550)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×