kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak Rekomendasi Saham ANTM, INCO, hingga MBMA di Tengah Tekanan Harga Nikel


Senin, 22 Januari 2024 / 10:14 WIB
Simak Rekomendasi Saham ANTM, INCO, hingga MBMA di Tengah Tekanan Harga Nikel
ILUSTRASI. Analis memberikan rekomendasi saham emiten tambang nikel


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga nikel diproyeksi masih akan mengalami tekanan tahun ini. Salah satu penyebabnya adalah melimpahnya pasokan nikel di pasar global sehingga menyebabkan kondisi oversupply.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan menilai, kelebihan pasokan nikel masih kan terjadi. Namun, diperkirakan akan terjadi penurunan jumlah supply yang akan mendukung harga nickel pig iron (NPI) pada 2024.

Menurut Hasan, kondisi surplus ini disumbang oleh meningkatnya produksi nikel dari Indonesia dan peluncuran smelter nikel Kelas 1 baru di China. Kondisi ini diperkirakan membuat surplus lebih dari 200.000 ton nikel pada tahun ini.

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Thomas Radityo juga memperkirakan pasar nikel akan tetap mengalami surplus setidaknya hingga tahun 2025. Kondisi ini terutama disebabkan oleh melimpahnya produk nikel asal Indonesia dan menjamurnya pabrik peleburan (smelter) nikel Kelas 1 di China.

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham TLKM, ACES, BREN, ASII, NICE, MAPA untuk Hari Ini (22/1)

Hal ini membuat harga nikel London Metal Exchange (LME) terus tertekan.. Sementara itu, Thomas menilai harga nickel pig iron (NPI) telah mencapai titik terendahnya, yakni di level US$ 10.920 per ton pada bulan Desember 2023.

Namun, Thomas memperkirakan akan adanya pengurangan supply dalam jangka pendek hingga menengah untuk menopang penurunan harga nikel. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Thomas melakukan penyesuaian benchmark harga nikel untuk tahun 2024 dan 2025 masing-masing menjadi US$ 18.000 per ton dan US$ 17.000 per ton.

BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan peringkat overweight untuk sektor nikel tanah air. BRI Danareksa lebih condong kepada pemain nikel  yang memiliki pertumbuhan volume produksi yakni PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) dan PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL).

Untuk itu, Hasan merekomendasikan buy saham MBMA dengan target harga Rp 970 dan buy saham NCKL  dengan target harga Rp 1.400 per saham.

Sementara Thomas menyematkan rekomendasi buy saham PT Merdka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan target harga Rp 3.400. Prospek positif terhadap saham MDKA didukung adanya proyek-proyek tambang tembaga, proyek acid, iron, metal (AIM), proyek nikel, dan proyek emas Pani.

Thomas juga menyematkan buy saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan target harga Rp 5.300, dan hold saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan target harga Rp 1.750.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×