Reporter: Danielisa Putriadita, Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Investor akan mendapat semakin banyak pilihan investasi reksadana. Yang terbaru, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Peraturan OJK Nomor 34/POJK.04/2017 yang mengatur tentang reksadana target waktu. Mau tahu lebih jauh tentang reksadana baru ini?
Head of Investment Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, sesuai namanya, jenis reksadana baru ini akan memiliki target waktu tertentu. "Nama reksadana yang muncul akan mencantumkan tahun tertentu, misalnya Reksadana A 2030," kata Wawan, kemarin.
Tahun tersebut sekaligus jadi target waktu reksadana. Manajer investasi bebas menentukan target waktu reksadana ini.
Reksadana target waktu memiliki perbedaan dengan reksadana konvensional dari sisi strategi pengelolaan portofolio. Reksadana konvensional memiliki aset yang sudah ditentukan sejak awal. Contohnya reksadana saham harus menentukan berapa persen dana yang akan ditempatkan di saham. Sedang reksadana target waktu bisa melakukan transformasi atau switching aset hingga berakhirnya target waktu.
"Aset reksadana target waktu bisa berubah sewaktu-waktu, baik ke saham, obligasi, maupun pasar uang," jelas Wawan.
Reksadana target waktu lebih cocok diikuti institusi asuransi atau dana pensiun, yang memiliki tujuan investasi jangka panjang. Wawan mencontohkan, untuk dana pensiun, reksadana target waktu bisa dikelola asetnya pada lima tahun pertama di saham, lalu setelah 10 tahun aset dapat dialokasikan ke jenis investasi yang lebih konservatif.
Selain cocok untuk dana pensiun, reksadana target waktu yang sebelumnya telah berjalan di luar negeri banyak dimiliki individu atau investor ritel untuk perencanaan keuangan. Reksadana target waktu mayoritas ditujukan untuk investasi jangka panjang. Tapi, dalam peraturan OJK tersebut, rentang waktu produk ini wajib ditetapkan paling lama lima tahun.
Namun, Wawan melihat terdapat kekurangan pada reksadana target waktu, terutama pada tidak pastinya return yang akan didapat investor. "Sulit mengukur profit karena mau pakai benchmark apa?" kata Wawan. Maklum, antara satu reksadana target waktu bisa memiliki perubahan aset yang berbeda dengan reksadana target waktu lain.
Jadi, sebelum bergabung di reksadana target waktu sebaiknya investor mempertimbangkan skema atau struktur fee yang ditawarkan. Di luar negeri, Wawan mengatakan fee reksadana ini bersifat fleksibel alias tidak fix.
Rudiyanto, Direktur Panin Asset Management melihat peluang dari produk ini masih kecil, walaupun secara konsep menarik. Menurut dia, produk reksadana target waktu merupakan penggabungan antara reksadana saham dan obligasi dalam satu produk. "Secara prinsip bisa dibuat dua reksadana dengan produk serupa dan dibuat dengan bobot yang sama," kata Rudiyanto.
Menurut dia, reksadana ini lebih cocok bagi manajer investasi yang memiliki afiliasi dengan Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Direktur Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo menyebut belum berencana menambah produk berbasis waktu ini. "Kami belum punya target klien yang menginginkan produk tersebut," kata Soni.
Setali tiga uang, Direktur Marketing PT Syailendra Capital Harnugama juga masih mempelajari prospek produk tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News