kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   6.000   0,39%
  • USD/IDR 16.214   -79,00   -0,49%
  • IDX 7.080   -3,13   -0,04%
  • KOMPAS100 1.050   -1,10   -0,10%
  • LQ45 822   1,19   0,15%
  • ISSI 212   -0,72   -0,34%
  • IDX30 422   2,00   0,48%
  • IDXHIDIV20 505   4,22   0,84%
  • IDX80 120   -0,02   -0,02%
  • IDXV30 124   -0,79   -0,63%
  • IDXQ30 140   0,97   0,70%

Gandeng Shikoku Electric, Simak Rencana Ekspansi EBT Hero Global (HGII) Usai IPO


Selasa, 07 Januari 2025 / 09:29 WIB
Gandeng Shikoku Electric, Simak Rencana Ekspansi EBT Hero Global (HGII) Usai IPO
ILUSTRASI. PT Hero Global Investment Tbk (HGII) akan menutup masa penawaran umum (offering) pada hari ini, Selasa (7/1).


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hero Global Investment Tbk (HGII) akan menutup masa penawaran umum (offering) pada hari ini, Selasa (7/1). Setelah mencatatkan saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI), HGII akan mengembangkan energi baru & terbarukan (EBT) dengan dukungan dari perusahaan energi asal Jepang.

Perusahaan asal Jepang tersebut adalah Shikoku Electric Power Co. Inc. alias Yonden. Pasalnya, pemegang saham pendiri HGII dan Yonden telah menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat. 

Yonden akan mengakuisisi 25% saham HGII setelah penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO).

Presiden Direktur Hero Global Investment Robin Sunyoto mengungkapkan kolaborasi dengan Yonden  memberikan peluang besar bagi HGII untuk mempercepat pertumbuhan EBT. Dukungan teknis dan pengalaman Yonden dalam konstruksi, operasi dan pemeliharaan (operation and maintenance) pembangkit listrik, akan memperkuat kemampuan HGII dalam memastikan kinerja pembangkit yang stabil dan efisien.

Baca Juga: Setelah Saham RATU, Ini 4 Saham IPO yang Masih Menerima Pemesanan

"Pasca IPO, kami akan memiliki strategic partner yaitu Shikoku Electric Power dan bersama-sama kami akan menggabungkan sumer daya untuk mengembangkan EBT di Indonesia," ungkap Robin dalam siaran tertulis yang diterima Kontan.co.id, Senin (6/1).

Sebagai informasi, Shikoku Electric Power (Yonden) tercatat di Tokyo Stock Exchange dengan kode saham TYO:9507. Berdiri pada tahun 1951, Yonden merupakan penyedia listrik yang membangkitkan dan menjual listrik di wilayah Shikoku, Jepang. 

Yonden memiliki portofolio pembangkit listrik sebesar 5.332 Megawatt (MW) yang bersumber dari hidro, thermal, nuklir dan surya. 

Berdasarkan laporan per 31 Maret 2024, Yonden memiliki total aset sebesar JPY 1,62 triliun atau sekitar Rp 167 triliun, serta operating revenue sebesar JPY 787,40 miliar atau sekitar Rp 81 triliun. 

Yonden juga telah melakukan investasi di perusahaan energi mancanegara lainnya. Seperti Oman, Qatar, Chile, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Saudi Arabia, Myanmar serta Vietnam. Adapun, pelaksanaan akuisisi 25% saham HGII akan menjadi investasi pertama Yonden di Indonesia.

Sebagai catatan, para pemegang saham pendiri akan tetap sebagai pengendali HGII dalam komposisi saham pasca IPO. Para pemegang saham pendiri menguasai 55% saham HGII. Yonden menggenggam 25% saham, dan 20% menjadi kepemilikan publik. 

Rencana HGII Pasca IPO

HGII akan ekspansi proyek pembangkit listrik EBT melalui dana yang terhimpun dari IPO. Dalam aksi ini, HGII melepas sebanyak 1,3 miliar saham atau mewakili sebanyak 20% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, dengan nilai nomial Rp 25 setiap saham.

HGII mematok harga penawaran sebesar Rp 200 per saham, dalam masa penawaran umum yang berlangsung pada 3 Januari - 7 Januari 2025. Jadwal listing HGII di BEI akan berlangsung pada 9 Januari 2025.

Melalui IPO ini, HGII akan menghimpun dana segar sebesar Rp 260 miliar. Dana itu terutama akan digunakan HGII untuk ekspansi pembangkit EBT dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 25 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) berkapasitas 10 MW. 

Baca Juga: Emiten Saham EBT Menggeber Ekspansi

Kedua proyek pembangkit tersebut berlokasi di Sumatera Utara. Proyek PLTA 25 MW dan PLTM 10 MW tersebut dijadwalkan memulai konstruksi pada tahun 2026, dan beroperasi secara komersial pada tahun 2028.

Selanjutnya, HGII akan meneruskan ekspansi ke berbagai sumber EBT. Tidak hanya tenaga hidro, tapi juga sumber biomassa, biogas, dan surya. HGII menargetkan total pengelolaan pembangkit hijau bisa mencapai 100 MW pada tahun 2031.

HGII turut melihat peluang ekspansi EBT dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2024 -2034 yang sedang dalam tahap finalisasi. Dalam RUPTL tersebut, PLN dikabarkan berencana menambah kapasitas listrik Indonesia sebesar 71.000 MW, yang sebagian besar tambahan berasal dari sumber EBT.

RUPTL tersebut menitikberatkan pada pencapaian target bauran energi bersih menuju net zero emission pada tahun 2060. "HGII siap mendukung pemerintah dan PLN dalam mencapai target penambahan kapasitas listrik terutama dari EBT yang selaras dengan RUPTL baru," tandas Robin. 

Selanjutnya: Kebijakan HGBT Berakhir, Simak Proyeksi Harga Saham PGAS

Menarik Dibaca: Melanjutkan Pelemahan, IHSG Turun 0,5% Pada Selasa Pagi (7/1)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×