Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melaju di zona hijau sesi perdagangan I, Jumat (3/6). Mengacu data RTI, indeks naik 0,22% atau 10,558 poin ke level 4.843,783 pukul 11.30 WIB.
Tercatat 162 saham bergerak naik, 92 saham bergerak turun, dan 89 saham stagnan. Perdagangan sesi I ini melibatkan 1,90 juta lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 1,90 triliun.
Delapan indeks sektoral menopang laju IHSG. Sektor konstruksi memimpin penguatan 1,31%, dan diikuti aneka industri naik 1,28%, serta pertambangan naik 1,17%.
Sementara, dua sektor yang memerah yaitu barang konsumsi turun 0,26% dan keuangan turun 0,26%.
Aksi beli asing di perdagangan pagi ini relatif kecil. Di pasar reguler, beli asing sebesar Rp 8,201 miliar dan beli asing keseluruhan perdagangan Rp 64,612 miliar.
Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) naik 6,64% ke Rp 2.570, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 5,30% ke Rp 795, dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik 3,58% ke Rp 15.925.
Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) turun 2,31% ke Rp 3.380, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) turun 2,06% ke Rp 1.425, dan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) turun 1,44%.
"Sentimen dari bursa saham eksternal yang positif menopang IHSG untuk kembali bergerak ke area positif," kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere mengutip dari Antara.
Ia menambahkan, lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) yang kembali mempertahankan peringkat Indonesia pada level BB+ (double B plus) dengan outlook positif masih dipandang positif bagi investor di Indonesia.
"Apalagi, peluang Indonesia untuk mendapat peringkat layak investasi masih terbuka besar. Indonesia secara konsisten melakukan berbagai upaya reformasi struktural untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang sehat, berkesinambungan, dan inklusif," katanya.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menambahkan, meski Indonesia belum mendapatkan peringkat layak investasi dari S&P, ternyata juga tidak membuat pemodal asing kemudian melepas aset sahamnya dalam jumlah besar.
"Pemodal asing masih melakukan posisi beli dalam jumlah yang cukup positif," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News