Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
Saat itu USD kehilangan pamornya, hanya saja kini pasar global masih gundah perkara Brexit. Itu juga yang menguntungkan posisi USD sebagai safe haven.
Di sisi lain, pemangkasan suku bunga BI untuk sesaat sebenarnya dipandang negatif oleh pelaku pasar. Walau untuk jangka panjang harapannya berimbas positif. "Dominasi tetap dari eksternal, sempit karena data ekonomi AS negatif," kata Josua.
Terbaru memang data klaim pengangguran mingguan AS naik dari 264.000 menjadi 277.000 serta inflasi Mei 2016 yang turun dari 0,4% menjadi 0,2%.
Hal tersebut juga yang kemudian membuat pelemahan rupiah tergolong sempit. “Apalagi data neraca perdagangan kita terhitung positif dan capital inflow masih deras,” tambah Josua.
Sehingga secara fundamental dalam negeri rupiah punya daya tahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News