kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sepanjang minggu lalu, bursa Asia terpangkas 1%


Senin, 12 Maret 2012 / 07:37 WIB
Sepanjang minggu lalu, bursa Asia terpangkas 1%
Avatar jadi film terlaris di dunia dengan menggeser rekor Avengers: Endgame dari Marvel Studios.


Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

SINGAPURA. Sepanjang pekan lalu, mayoritas indeks acuan di kawasan regional mencatatkan penurunan. Jika dihitung, indeks MSCI Asia Pacific turun 1% menjadi 126,90 pada pekan ini.

Sebagai perbandingan, indeks MSCI All Country World Index sudah naik 91% dari posisi terendah terendah pada 9 Maret 2009 lalu.

Sementara itu, indeks Nikkei 225 Stock Average naik 1,6%. Sedangkan Shanghai Composite Index turun 0,9%, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,8%, dan indeks S&P/ASX 200 Australia turun 1,4%.

Aksi jual saham-saham berkapitalisasi besar menyeret indeks ke zona merah. Beberapa di antaranya yakni Industrial & Commercial Bank of China yang turun 5,7% di Hong Kong, Agile Property Holdings Ltd turun 11%, Rio Tinto Group turun 2,7% di Sydney, dan Nintendo Co turun 11% di sepanjang minggu lalu.

Sejumlah faktor disinyalir mempengaruhi pergerakan bursa Asia. Salah satunya adalah China memangkas target pertumbuhan ekpnominya. Selain itu, ada pula sentimen debt swap Yunani yang menjadi kunci dalam penanganan krisis utang di Eropa.

"Perekonomian Asia lebih moderat saat ini. Sementara itu, guncangan risiko finansial di Eropa sudah mulai mereda. Namun, Eropa masih akan mengalami resesi hebat. Di sisi lain, Eropa merupakan pangsa terbesar bagi China. Hal ini yang akan mempengaruhi ekonomi China," jelas Andrew Pease, chief Asia Pacific Investment strategist Russell Investment Group.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×