Reporter: Kenia Intan | Editor: Anna Suci Perwitasari
Sementara itu, Analis Royal Investium Sekuritas Indonesia Wijen Pontus bilang, saham-saham terjebak di harga Rp 50 tidak berkaitan dengan faktor fundamental. Sebab, sebagian besar saham memiliki fundamental yang buruk.
Ia mengamati, sedikitnya saham yang terjebak di level terendah sepanjang periode April-Juni ini menjadi pertanda bahwa praktek saham gorengan di bursa semakin jarang. Hal ini tidak terlepas dari mencuatnya kasus Jiwasraya di awal tahun.
Sebagai gambaran, berdasar catatan Kontan.co.id di kuartal I, khususnya di bulan Februari saja, setidaknya ada 28 saham menyentuh harga gocap. "Sudah jauh berkurang, ini hal bagus, berarti pasar modal Indonesia menjadi lebih bersih dibandingkan sebelumnya," jelas dia, hari ini.
Baca Juga: Mau cuan dari saham dividen? Cek jadwal lengkap cum dividen tujuh saham pekan ini
Ke depan, emiten-emiten yang terjebak ke saham gocap diperkirakan akan berkurang. Selain praktek saham gorengan yang jarang, emiten dengan kinerja yang cukup baik pelan-pelan akan dilirik investor yang sesungguhnya.
Seiring dengan itu, Wijen meyakini, jumlah investor ke depan akan semakin meningkat dan teredukasi. Oleh karenanya, regulator, bursa, serta komponen pendukung pasar saham diharapkan tetap menjaga pasar bebas dari berbagai praktek ilegal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News