kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Sepanjang kuartal II-2020, lima emiten ini masuk jajaran saham gocap


Senin, 29 Juni 2020 / 22:16 WIB
Sepanjang kuartal II-2020, lima emiten ini masuk jajaran saham gocap
ILUSTRASI. Saham gocap di bursa


Reporter: Kenia Intan | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mulai menguat dalam tiga bulan terakhir. Berdasarkan data dari RTI Business, IHSG telah menguat 13,19% di periode tersebut. 

Meski IHSG terkerek, sejumlah saham justru turun ke level terendah atau ke level Rp 50 di sepanjang kuartal II ini. Kelima saham itu adalah PT Asia Pacific Investama Tbk (MYTX), PT Citatah Tbk (CTTH), PT Mahaka Media Tbk (ABBA), PT Kota Satu Properti Tbk (SATU), dan PT Saraswati Griya Lestari Tbk (HOTL). 

Direktur CSA Institute Aria Santoso menjelaskan, kelima emiten itu menjadi saham gocap karena belum ada minat pasar yang cukup kuat terhadap saham-saham tersebut. Sehingga, harganya tidak dapat terkerek naik. 

Baca Juga: Saham gocap bertambah lagi, kapan bisa naik? Ini kata analis

Lebih lanjut dia bilang, penurunan kelima saham ke level dasar tersebut juga tidak berkaitan dengan pandemi Covid-19. 

"Perusahaan memang belum mampu menunjukkan kinerja yang memuaskan di tahun 2019. Sehingga keuntungan perusahaan belum terlihat di tahun lalu," jelas Aria ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (29/6).

Di sisi lain, dia beranggapan saham gocap berpotensi akan semakin banyak seiring dengan kesadaran investor meninggalkan emiten yang kurang menunjukkan kinerja positif. Meski demikan, bertambahnya saham gocap tidak akan mempengaruhi minat pelaku pasar dalam berinvestasi di bursa. 

"Para investor wajib mempelajari kondisi emiten dan hanya membeli saham perusahaan yang kinerja dan berprospek baik," imbuhnya.

Sementara itu, Analis Royal Investium Sekuritas Indonesia Wijen Pontus bilang, saham-saham terjebak di harga Rp 50 tidak berkaitan dengan faktor fundamental. Sebab, sebagian besar saham memiliki fundamental yang buruk. 

Ia mengamati, sedikitnya saham yang terjebak di level terendah sepanjang periode April-Juni ini menjadi pertanda bahwa praktek saham gorengan di bursa semakin jarang. Hal ini tidak terlepas dari mencuatnya kasus Jiwasraya di awal tahun. 

Sebagai gambaran, berdasar catatan Kontan.co.id di kuartal I, khususnya di bulan Februari saja, setidaknya ada 28 saham menyentuh harga gocap. "Sudah jauh berkurang, ini hal bagus, berarti pasar modal Indonesia menjadi lebih bersih dibandingkan sebelumnya," jelas dia, hari ini. 

Baca Juga: Mau cuan dari saham dividen? Cek jadwal lengkap cum dividen tujuh saham pekan ini

Ke depan, emiten-emiten yang terjebak ke saham gocap diperkirakan akan berkurang. Selain praktek saham gorengan yang jarang, emiten dengan kinerja yang cukup baik pelan-pelan akan dilirik investor yang sesungguhnya. 

Seiring dengan itu, Wijen meyakini, jumlah investor ke depan akan semakin meningkat dan teredukasi. Oleh karenanya, regulator, bursa, serta komponen pendukung pasar saham diharapkan tetap menjaga pasar bebas dari berbagai praktek ilegal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×