Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Pasar obligasi domestik melanjutkan kinerja positif pada tahun ini. Pada April 2016, obligasi mencatatkan return sebesar 1,99% month on month (mom).
Direktur Utama Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Ignatius Girendroheru mengatakan, kinerja pasar obligasi positif ditopang kondisi ekonomi makro domestik seperti inflasi Maret 2016 yang terkendali di level 0,19% mom atau 4,45% yoy. Lalu, posisi cadangan devisa akhir Maret yang naik ke level US$107,5 miliar, surplus neraca perdagangan yang berlanjut, serta menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
"Penguatan rupiah menjadi katalis utama pasar obligasi domestik bullish," ujar Ignatius, Selasa (3/5).
Selain itu, rencana penggantian suku bunga acuan terbaru menjadi BI 7-day reverse repo rate mulai Agustus 2016 serta diterbitkannya Paket Kebijakan Ekonomi terbaru jilid XII juga diperkirakan menjadi faktor pendorong menguatnya pasar domestik.
Dari global, membaiknya data-data ekonomi Tiongkok, seperti industi manufaktur yang mampu keluar dari kontraksi per Maret 2016, neraca perdagangan yang surplus serta pertumbuhan ekonomi kuartal I-2016 yang sesuai dengan konsensus di level 7,6%, juga memicu penguatan pasar obligasi domestik.
Kemudian, hasil rapat FOMC Minutes yang sesuai ekspektasi di mana Fed Funds rate dipertahankan, serta harga minyak mentah yang terus menguat, juga berdampak positif terhadap pasar obligasi.
"Secara YTD (year to date) April, return pasar obligasi tercatat 10,02% atau mengalahkan IHSG (indeks harga saham gabungan) yang naik 5,35%," tutur Ignatius.
Sementara itu, indeks total return surat berharga negara (SBN) naik 4,07 poin atau 2,08% mom dari level 195,215 di akhir Maret ke posisi 199,281 per akhir April 2016. Sedangkan, indeks total return obligasi korporasi meningkat 2,73 poin atau 1,32% mom dari level 207,30 per Maret menajdi 210,032 pada akhir April 2016.
Sukuk ritel seri SR008 tercatat menjadi obligasi pemerintah paling aktif diperdagangkan dengan total transaksi 17.539 kali dan nominal Rp 44,88 triliun. Adapun obligasi berkelanjutan I Medco Energi Internasional tahap II tahun 2013 menjadi obligasi korporasi yang paling aktif diperdagangkan sepanjang April dengan total frekuensi 93 kali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News