Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
Chris juga belum melihat adanya prospek yang bagus untuk saham-saham emiten tambang, seperti TINS, ANTM, dan PTBA. Alasannya, pelemahan ekonomi akibat pandemi virus corona membuat permintaan komoditas tambang berpotensi berkurang yang otomatis akan mempengaruhi harga jualnya.
Menurut Chris, saham sektor perbankan juga masih berada dalam kondisi rawan. Alasannya, perputaran bisnis yang memburuk akibat merebaknya virus corona berpotensi meningkatkan kredit macet perbankan.
"Akibat bisnis yang jelek sekarang ini, banyak yang tidak dapat membayar cicilan ke bank," kata dia.
Oleh karena itu, Chris menyarankan investor untuk mengoleksi saham-saham dari sektor defensif, seperti telekomunikasi. Terlebih lagi, permintaan layanan data diprediksi akan meningkat seiring dengan penerapan kebijakan physical distancing.
Baca Juga: Indeks IDX BUMN20 anjlok 38,25% sejak awal tahun, ini 10 saham penurunan terdalam
Chris merekomendasikan pelaku pasar untuk buy saham TLKM dengan target harga jangka panjang Rp 3.600 per saham.
Di sisi lain, Sukarno berpendapat saat ini adalah momen yang bagus untuk mengoleksi semua saham-saham IDX BUMN20, khususnya untuk investasi jangka panjang.
"Valuasinya sudah terdiskon banyak. Di sisi lain, prospek mayoritas saham-saham BUMN akan selalu ada," ucap dia.
Ia memperkirakan, ada potensi upside minimal 25% dari harga saat ini.
Menurut Sukarno, melihat sejarah pergerakan harganya, saham-saham BUMN akan kembali naik setelah berada dalam tren penurunan. "Karena harga sahamnya dijaga agar tidak terlalu jeblok. Buktinya saja ada anjuran buyback saham," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News