Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebanyak Rp 2,58 triliun pada tahun ini atau 118,64% lebih besar dari realisasi capex tahun 2018 Rp 1,18 triliun.
Abdullah Umar Baswedan, Sekretaris Timah menyampaikan hingga semester pertama 2019 serapan belanja modal sekitar 60% atau Rp 1,5 triliun.
“Belanja modal digunakan untuk peningkatan kapasitas kapal dan smelter, selain itu untuk rekondisi alat-alat produksi terutama kapal-kapal produksi,” ungkapnya pada Kontan (18/7).
Emiten berkode saham TINS ini sedang melanjutkan pembangunan smelter. Nantinya smelter ini akan didukung dengan teknologi fuming yang dapat memproses kembali tin slag (non valued material), yang mana saat ini tidak bisa diambil dengan menggunakan tanur yang ada, serta teknologi ausmelt untuk memproses kadar bijih timah antara 40%-60%.
Dalam catatan Kontan.co.id, fuming smelter TINS memiliki kapasitas 8.500 ton per tahun. Sementara ausmelt smelter memiliki kapasitas produksi 35.000 ton per tahun berfungsi untuk memproduksi bijih timah kadar rendah. Kedua smelter ini berlokasi di Muntok, Bangka Barat.
Sementara dari sisi penjualan, dari periode Januari hingga Juni perseroan mencatat penjualan sebesar 31.000 ton tumbuh 144,09% dari periode yang sama tahun 2018 12.700 ton. “Produksi semester satu sebesar 37.000 ton, lebih besar dari semester satu tahun lalu 12.000 ton,” imbuhnya.
Ia bilang, meningkatnya perolehan bijih timah sebagai bahan baku produksi logam timah mendorong peningkatan penjualan terutama untuk ekspor. Kontribusi penjualan ke Asia sekitar 70%-75%, kemudian ke Eropa 20%-25%, kemudian penjualan ke Amerika 6% hingga 7%, dan penjualan ke dalam negeri 3% sampai 4%.
Pada semester dua ini, sambungnya, perusahaan masih melakukan cost efisiensi, menjaga margin di tengah penurunan harga logam timah, serta terus meningkatkan produksi sehingga mampu mencapai target produksi dan penjualan pada 2019.
Guna menambah cadangan yang ada saat ini, TINS juga melakukan ekspansi ke Nigeria. Ia menambahkan proses ekspansi ke Nigeria ini dalam tahap eksplorasi dan kajian untuk persiapan membangun smelter.
Dalam berita Kontan.co.id sebelumnya, PT Timah masih memiliki cadangan aluvial sebesar 377.549 ton atau masih bisa bertahan sampai 10 tahun ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News