Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Aksi profit taking terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sepanjang sesi I hari ini 919/10).
Kepala Riset e-trading securities, Betrand Reynaldi mengatakan, IHSG terjebak di zona merah akibat aksi jual investor asing terhadap saham-saham bluechips dengan nilai mencapai Rp 56,6 miliar. Net sell terjadi setelah bursa mencatatkan net buy berturut-turut di dalam empat hari terakhir perdagangan.
Analis Indosurya Asset Management, Fridian Warda memprediksi, pada perdagangan sesi kedua nanti, IHSG diperkirakan masih akan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah. Secara teknikal kenaikan IHSG sudah sangat terbatas, dan berada dalam kondisi overbought.
"Level resistance IHSG selanjutnya berada pada level 4.375 dan support 4.322, dengan potensi pelemahan terdalam pada level 4.285 karena menutupi gap up yang terjadi sebelumnya," jelas fridian kepada KONTAN, Jumat (19/10).
Secara fundamental, menurut Fridian, belum ada update dari global serta regional yang dapat memberikan konfirmasi kelanjutan penguatan IHSG, dimana European summit masih berlanjut dan belum ada keputusan mengenai penyatuan perbankan yang menjadi topik utama pembahasan mereka.
"Sedangkan para investor di AS dikatakan mulai bersikap skeptical terhadap rilis laporan keuangan emiten besar di luar perbankan, seperti yang ditunjukkan oleh Microsoft serta Google di mana kinerjanya lebih buruk dari prediksi analis," urai Fridian.
Di tengah kondisi pasar yang rawan profit taking, Fridian menyarankan agar investor dapat melakukan strategi sell on strength terhadap saham-saham yang telah naik cukup tinggi, seperti ICBP, ADHI, PGAS, serta BBTN.
"Sebaliknya, jika terjadi koreksi cukup dalam, sebaliknya investor dapat menerapkan strategi buy on weakness," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News