kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sektor manufaktur punya peluang berkembang, analis jagokan saham-saham ini


Rabu, 03 Februari 2021 / 19:42 WIB
Sektor manufaktur punya peluang berkembang, analis jagokan saham-saham ini
ILUSTRASI. Karyawan melintas di depan papan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor manufaktur di Indonesia semakin berkembang. Riset IHS Markit menunjukkan, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan Januari 2021 sebesar 52,2. Ini meningkat dari bulan Desember 2020 yang tercatat 51,3. 

"Pemulihan sektor manufaktur Indonesia pada bulan Januari baik output dan permintaan baru berkembang pada laju yang semakin cepat dan kepercayaan bisnis mencapai level tertinggi dalam empat tahun," seperti yang tertulis dalam rilis IHS Markit, Senin (1/2). 

Lebih lanjut dijelaskan bahwa sektor kesehatan mencatatkan peningkatan baru yang paling cepat selama 6,5 tahun terakhir. Di sisi lain, peningkatan ini menjadi yang paling besar sejak survei dimulai pada April 2011. 

Baca Juga: Ada pemberlakuan PPKM, intip prospek Mitra Adiperkasa (MAPI)

Menanggapi hal ini, Kepala Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia, Ike Widiawati mengamati, emiten sektor manufaktur sesungguhnya berupaya untuk dapat berdiri kembali dan memulihkan keadaan. Industri manufaktur tengah menunggu momentum yang beriringan atau in line dengan pelonggaran aktivitas masyarakat. 

"Dengan kondisi infeksi yang masih tinggi, mau tidak mau para emiten di sektor manufaktur harus menyesuaikan dan mengerem ekspansinya agar supply yang diproduksi minimal tetap stabil dengan tingkat permintaannya," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (3/2).

Mempertimbangkan hal ini, tidak mengherankan jika pergerakan harga saham di sektor manufaktur cenderung moderat untuk saat ini. Akan tetapi ke depannya, Ike masih optimistis saham-saham sektor manufaktur memiliki potensi yang baik. Hanya saja perlu menunggu momentum dan perbaikan daya beli masyarakat.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, sektor kesehatan memang mengalami peningkatan pesat karena gaya hidup masyarakat yang berubah. Masyarakat terdorong untuk lebih peduli dengan kesehatan sehingga konsumsi suplemen, makanan bernutrisi, dan obat-obatan mengalami peningkatan.

Akan tetapi, investor perlu berhati-hati terhadap saham-saham sektor kesehatan khususnya farmasi. Perlu dicermati rasio valuasinya agar terhindar dari pembelian saham yang sudah overpriced

Baca Juga: IHSG berpeluang lanjutkan penguatan pada perdagangan Kamis (4/2)

Adapun Ike cenderung lebih menyukai saham-saham barang konsumen seperti INDF dan UNVR. Untuk jangka waktu 12 bulan, INDF memiliki target harga Rp 8.500 atau berpotensi meningkat 35%.  Sementara itu, UNVR memiliki target harga Rp 8.450. Saham barang konsumen lainnya seperti GGRM juga menarik dengan target harga Rp 41.400. 

Ke depan, Ike memprediksi PMI Manufaktur Indonesia akan lebih meningkat. Penguatan ini akan semakin terpacu dengan adanya vaksin Zeneza di bulan April.  "Vaksin ini bisa menambah optimisme dan saya perkirakan PMI Manufaktur Indonesia di kuartal II berpeluang di atas level 53," jelasnya lagi. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×